Sebuah kertas terpampang di hadapan dua orang yang sedang termenung. Kertas tersebut tampak sangat menarik, berwarna violet dengan hiasan glitter yang menarik. Namun yang membuat mereka termenung adalah isi dari kertas tersebut.
"Yakali kita berdua jadi pasangan, ntar dikira pelangi lah." Kesal Ferlyn sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sementara Ningning hanya terdiam di sebelahnya.
Acara promnight besok wajib berpasangan antara perempuan dan laki - laki. Itu yang membuat mereka malas setengah mati, masalahnya siapa yang akan menjadi pasangan mereka? Hantu?
"Gak usah patuhin apa kata posternya kak, nanti kita jalan sendiri - sendiri aja." Ucap Ningning dengan enteng seperti mengangkut tisu.
Baiklah, kita nantikan promnight mereka besok tanpa pasangan. Sepertinya lebih menantang.
Kraaauuukkkk
Sibuk mendebatkan peraturan promnight sedari tadi membuat mereka lupa makan siang.
Ningning terkekeh gemas mendengar bunyi perut Ferlyn yang seakan demo meminta segera diisi. Ia berdiri dari posisi santainya di sofa kemudian melenggang pergi menuju dapur. Ferlyn tersenyum senang.
"Heh, serius mau masakin gue? Jangan sampe kena pisau kayak kemarin ya? Oh iya, hati - hati api kompornya ntar naik kayak kemaren." Kemarin - kemarin Ningning memang sudah mencoba memasakkan Ferlyn namun peristiwa seringkali ia dapat di dapur, mulai dari tangan terkena pisau, tepung yang jatuh dari tangan, gula yang tertukar dengan garam sampai Renjun menangis karena teh yang dibuat Ningning asin setengah mati, sampai api kompor naik tiba - tiba membuat Ferlyn harus mengangkat pemadam kebakaran di pojok ruangan dapur.
Pengalaman itu membuat Ferlyn meringis, sepertinya ia harus siap - siap jika nanti ada drama dapur lagi. Satu menit, dua menit, tiga menit, tampaknya baik - baik saja.
Bahkan gadis bermarga Huang itu sampai ketiduran karena lelah mendebatkan peraturan promnight tadi.
🐹
Seorang pria dengan surai blonde serta wajah bulenya menatap sahabatnya tidak percaya. "Serius?? Lo serius? Lo gak takut?"
Chenle berdecak kesal, sebab sedari tadi Hueningkai cerewet sekali sampai anak sultan itu ingin sekali menyumpal mulut bule Hueningkai dengan kaos kaki.
Sahabat bulenya itu masih meragukannya. "Emang kapan Lo mau bilangnya?"
"Ntar malem, sekalian mabar bareng Renjun." Jawab Chenle dengan ekspresi santai tanpa beban.
Tiba-tiba pria bule di sebelah sultan berdarah China itu mengeluarkan ekspresi yang sulit diartikan. "Lo gak mikirin gue apa? Gue juga bingung mau cari siapa pasangan ntar malem." Bahu Hueningkai merosot tak berdaya di bawah sofa kebesaran Zhong Chenle.
Kedua pria itu menghela napas, sebelum pada akhirnya Chenle angkat bicara. "Mending Lo sama Ferlyn aja deh, bilang aja cuma buat formalitas biar dia gak marah." Saran Chenle membuat Hueningkai menggelengkan kepalanya.
Kedua pipi Chenle tertarik disusul tawanya yang menggelegar, menampakkan deretan gigi seputih susu yang sangat terawat. Jelas, anak sultan kok dekil tidak mungkin.
"Ferlyn tu aslinya baik ya, sebenernya gue jaga jarak sama dia tu cuma mau menghargai aja. Dia udah cinta mati sama Jisung, yakali gue jadi pelakor kayak gak keren banget gitu. Tapi Ferlyn mantan sahabat gue, sebenernya gue pengen deket sama dia lagi." Chenle mendongakkan kepalanya sembari mengingat kenangan persahabatannya dengan Ferlyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Verus Amor || Park Jisung || END
FanfictionNCT FANFICTION || PARK JISUNG "Gue gak peduli mau dikatain selera culun, yang penting gue cinta sama Lo." Ferlyn Park Ji Sung Huang Ferlyn 🌙 Verus Amor 🌙 @RamadaniWna