Chapter 25

138K 20.4K 14.8K
                                    

Chapter 24 kok rame banget, padahal Arshaka baru ngajak nikah, belum ngomong panjang lebar sksksksk

Kalau chapter 24 udah dibuat baper, gimana sama chapter 25 yang menurutku jauh lebih baper, hehehe

****

"Ra?"

Zanara terkesiap, ia kembali menundukan kepalanya, tangannya terkepal erat, telapak tangannya sudah berkeringat.

"Maaf, Gus. Saya takut dengan pernikahan," lirih Zanara.

"Apa yang kamu takutkan? Saya akan selingkuh, menikah lagi, memiliki keluarga baru, dan meninggalkan kamu sendirian. Begitu?"

"Gus.."

"Saya paham Zanara, saya mengerti kamu takut apa yang terjadi pada orang tuamu, terjadi pada kamu. Tapi saya tidak seperti itu, orang tua saya mengajarkan apa itu keikhlasan, kebersamaan, kesetiaan, cinta, dan kasih sayang."

"Hampir 7 tahun saya merawat, menjaga, melindungi adik-adik saya. Tidak mudah, Zanara. Dan nanti akan ditambah kamu, insyaAllah, atas izin Allah, saya bisa menjaga, merawat, dan melindungi kamu."

"Sebelum bertemu kamu, saya tidak pernah memiliki pemikiran untuk menikah, yang saya pikirkan hanya adik-adik saya. Tapi setelah saya mengenal kamu lebih jauh, dan melihat betapa nyamannya adik-adik saya dengan kamu, saya memiliki keinginan untuk memiliki kamu seutuhnya."

Detak jantung Zanara mulai berdetak tak karuan mendengar penuturan Arshaka, yang semakin lama semakin membuatnya tersentuh.

"Saya sudah menemui Ayahmu, beliau berpesan agar saya membahagiakan kamu. Tentu saya akan melakukannya, karena saya selalu ingin orang-orang yang saya sayangi bahagia bersama saya."

"Gus Arshaka.. sayang sama saya?" Tanya Zanara pelan.

"Kamu tidak mendengar perkataan saya barusan? Saya ingin orang-orang yang saya sayangi bahagia bersama saya."

"Ehmm.. Gus, saya bingung harus jawab apa, saya belum bisa kasih jawabannya sekarang."

Arshaka tersenyum tipis, "saya bukan sedang bertanya apa kamu ingin menikah dengan saya atau tidak, tetapi saya sedang mengajak kamu untuk menikah dengan saya."

Zanara terkejut mendengarnya, membuat Arshaka semakin mengembangkan senyumnya, "tapi tidak apa-apa, sepertinya kamu sangat terkejut, saya memang sangat tidak romantis, tiba-tiba datang mengajak menikah."

"Apa gak terlalu kecepetan, Gus? Maksudnya.. kita baru kenal, apa Gus gak mau kita saling mengenal dulu?" Tanya Zanara hati-hati.

"Maksudmu, pacaran? Maaf, Zanara. Saya tidak berpacaran, saya juga tidak pernah memiliki pengalaman pendekatan dengan perempuan manapun."

"Bukan, Gus. Biasanya kan ada semacam Ta'aruf?"

"Ah, maksudmu ta'aruf? Untuk apa?"

"Hah?"

"Begini, Zanara. Dalam islam tidak ada pacaran, melainkam ta'aruf. Kamu harus tau apa maksud dari ta'aruf, jika seseorang ingin menikah, mereka akan saling mengenal lebih dulu, prosesi ta'aruf ini adalah pengenalan antara dua orang yang akan menikah melalui perantara kerabat lain, disini posisinya saya sudah mengenal kamu, kamu juga sudah mengenal saya, saya sudah meminta restu pada wali nikahmu, beliau juga sudah merestukan. Jadi untuk apa kita melakukan ta'aruf lagi yang hanya akan membuang-buang waktu juga menambah dosa?"

"Dosa?"

Arshaka mengangguk, "berdosa, ketika saya sudah merdeka untuk menikah, tetapi justru mengulur waktu, bukankah akan bertambah dosa jika saya terus-terusan kepikiran dengan seorang gadis yang belum menjadi mahram saya?"

ATHARRAZKAМесто, где живут истории. Откройте их для себя