Loro - Tak Mau Kandas

1.6K 215 62
                                    

Jalan hidup Hani selalu mulus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jalan hidup Hani selalu mulus. Sekolah tinggi, mendapat posisi jabatan yang bagus, teman yang mendukung, dan pacar yang baik. Namun, jalan menuju pernikahan tak selancar yang dipikirkan.

Bertahun-tahun Hani masih berjuang mendapatkan restu dari ibunya Pram, kekasihnya. Ibunya Pram tidak suka dengannya hanya gara-gara berasal dari panti asuhan. Benar, Hani adalah salah satu dari sekian banyak bayi yang ditelantarkan. Berdasarkan cerita Ibu Panti, dulu Hani ditemukan di depan gerbang panti, hanya dialasi kardus dan sehelai selimut.

Hidup di panti nyatanya membuat jalannya terang. Hani bisa merasakan kasih sayang orang tua, bisa sekolah sampai kuliah, bisa bekerja di salah satu perusahaan periklanan di Semarang, sebagai Creative Design. Hani tidak berniat mencari tahu siapa orang tua kandungnya. Selain tidak punya petunjuk, Hani juga merasa untuk apa mencari mereka. Toh, merekalah dengan sengaja membuangnya.

Akan tetapi, semua itu tidak serta merta membuka pintu hati Ibunya Pram. Beliau termasuk orang tua yang kolot. Bibit, bebet, bobot harus seimbang, tidak boleh ada salah satu yang kurang. Segala cara sudah Hani lakukan. Seperti membawakan makanan kesukaan, membantu pekerjaan beliau, berusaha bersikap santun, tetap saja Ibunya Pram memasang wajah datar.

Tahun ini sudah menginjak angka delapan. Pram masih memegang teguh janjinya. Dia akan berusaha mengambil kepercayaan sang ibu. Hani masih setia, mau sampai seribu tahun harus menunggu tak masalah. Asalkan Hani bisa bersama dengan Pram, bukan dengan laki-laki lain.

 Asalkan Hani bisa bersama dengan Pram, bukan dengan laki-laki lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Mas, udah berangkat kerja?]

Pesan yang Hani kirim sejak pagi sama sekali belum dibuka oleh Pram. Sudah mau seminggu Pram seakan memberi jarak. Mulai jarang menelepon, balas pesan pun kadang-kadang. Padahal dulu meski sedang sibuk, Pram berusaha membalas pesan dari Hani. Setiap malam tak pernah absen menelepon.

Hani berusaha berpikir positif. Bisa saja Pram benar-benar sibuk hingga tak sempat memegang ponsel.

"Jangan-jangan Pram selingkuh."

Hani memukul lengan perempuan yang sedang mengunyah kentang goreng. Perempuan bernama Ayu mengadu kesakitan.

"Nggak mungkin. Mas Pram itu setia," kilah Hani.

SATRU - [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang