Syamil dan Cinta

3.3K 236 7
                                    

Biasakan memberi vote sebelum membaca!

Happy reading!

🍁🍁🍁

"Ta! Cinta! Abang bisa jelaskan." Syamil berlari mengejar sosok Cinta yang kini tampak kian menjauh.

Langkah kaki lebar Syamil akhirnya berhasil mengejar Cinta yang tampak makin kesal. Dengan cepat Syamil menarik tangan Cinta agar sosok tersebut tak lagi menjauh.

"Abang jahat!" Cinta memukul keras perut rata Syamil beberapa kali hingga membuat sang empunya meringis kesakitan.

"Abang serius, Ta! Semua serba mendadak,"jawab Syamil yang kini pasrah saat sosok di depannya semakin brutal mencubit perut kotak-kotaknya.

"Bang, kita ini hidup di jaman milenial bukan jaman kolonial lagi. Semuanya kini serba mudah dengan teknologi. Apa susahnya sih mengabari kalau kalian menikah?"Cinta mencecar Syamil tanpa ampun.

"Itu...itu... "

"Udahlah, Bang. Gak usah cari-cari alasan. Cinta benar-benar kecewa sama abang,"sela Cinta kembali memotong ucapan Syamil.

"Ta saat kami menikah abang tau kalau kamu sedang ujian. Dan abang gak mau ganggu konsenterasi kamu."

"Alasan klise,"ejek Cinta sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Abang serius."

"Bilang aja abang takut aku bakal kasih tau mama papa."Cinta kembali mencibir sosok di depannya.

"Itu juga salah satunya," cicit Syamil akhirnya.

Cinta menghela nafas panjang melihat kelakuan salah satu kakak laki-laki yang dimilikinya tersebut. Perlahan Cinta memeluk Syamil yang kini hanya bisa pasrah bagai pesakitan di ruang sidang.

"Cinta sudah bilangkan kalau Cinta akan selalu ada di pihak abang. Apapun yang terjadi," ucapnya membuat Syamil merasa sedikit lega.

"Jadi tolong jangan rahasiakan apapun dari adik bungsu abang ini,"pinta Cinta mengeratkan pelukan.

"Adek gak marah lagi?" tanya Syamil hati-hati. Masih tergambar dengan jelas bagaimana ganasnya wajah marah Cinta saat menyerangnya beberapa menit yang lalu. Selama ini Syamil mengenalnya sebagai sosok yang anggun dan menggemaskan. Namun jika sibungsu sudah marah dan kecewa maka semua keanggunan yang tampak akan sirna seketika.

"Emang selama ini aku bisa marah lama sama abang?"tanya Cinta balik bertanya.

Syamil tersenyum dan balas memeluk erat adik bungsunya tersebut." Thanks!" ucap Syamil sambil berkali-kali mengecup pucuk kepala Cinta dengan sepenuh hati.

"Hmmm... "

"Oya, boleh abang minta tolong?"

"Ck! Baru juga ketemu udah mau minta tolong aja," sewot Cinta melepaskan pelukan.

"Please!!!" pinta Syamil memohon.

"Apaan emang?"tanya Cinta.

"Tolong rahasiakan ini dari mama dan papa,"pinta Syamil yang membuat Cinta menggeleng tak habis pikir.

"Lagi?" Suara Cinta sedikit meninggi.

"Please!"

"Sampai kapan abang mau perang dingin dengan papa dan mama?" desah Cinta yang semakin khawatir dengan hubungan kakak dan orang tuanya itu.

"Sudahlah. Abang sedang tak ingin membahas masalah itu."

Cinta mengangguk berusaha memahami jalan pikiran out of the box abangnya tersebut.

Mas OB, I Love You! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang