Bab 2 -I-

2 0 0
                                    

Bab 2 -I- [Content]

I am really miss to happines.

How about you?

Yes or no?

Happy Reading Kawan♡

⚔⚔⚔

Dari beradaban dunia ini, satu yang aku benci. Yaitu kemajuan teknologi dan internet. Dua itulah yang membuat hidupku menderita.

-Si gadis dengan hobi menjomblo, Fio-

______________________________________

Bugh!

Pak!

Brak!

Gedebuk!

Klontang!

Meeeooongg!!!

Dahlah skip! Abaikan suara yang terakhir.

Masih pagi dan Fio sudah membuat keributan di kamarnya. Kamar yang mewah dengan interior minimalis namun bercat lilac itu harus rendah hati menjadi berantakan karena ulah sang pemiliknya.

Tadi saat mengaca Fio tak mendapati gelang kesayangan yang biasa melingkar di pergelangan tangan kanannya. Ya, gelang emas berbandul bunga Daisy.

"Aarrgghhh.... dimana sih itu gelang. Apa digadaian sama mama di toko emas?" gumamnya sembari menelusuri setiap sudut kamar.

"Ya kali digadaiin. Papa aja masih sanggup beli pajero."

"Terus itu gelang hilang dimana?" sungutnya kemudian menyibak selimut namun barang yang dia cari tetap tidak ketemu.

"Heran dah, bisa-bisanya gue pikun di usia muda. Ck, harus banyak makan suplemen minyak ikan gue."

Pagi hari yang seharusnya menjadi pagi yang ceria seketika berubah menjadi pagi yang penuh akan rasa kekal. Melirik ke arah jam dinding yang ternyata sudah pukul setengah tujuh. Dengan terpaksa Fio melangkahkan kaki keluar dari kamarnya dengan membawa sebuah tas berwarna putih bercampur lilac.

"Tumben jam segini baru turun?" tanya Fabiana setelah memperhatikan anaknya yang baru saja menarik sepiring roti di depannya dengan raut wajah yang tertekuk kesal.

"Kenapa dengan wajah kamu?"

Fio melirik ke arah Fabiana. Meraih satu tangkup roti isi. "Nggak papa, Ma. Papa udah berangkat?"

"Iya, baru aja berangkat. Katanya ada meeting penting."

"Lagian ngapain meeting pagi-pagi," sahut Fio pelan kemudian memasukan roti isi ke dalam mulutnya.

"Ya nggak papalah. Itu juga buat biayain sekolah kamu."

Fio tentu saja melotot tak terima. "Buat Mama kali. Mama kan sering belanjain teman-teman sosialitanya Mama."

"Heh siapa bilang. Nggak kok, Mama nggak gitu," jawab Fabiana sekenanya. Menyibukan diri menuangkan air minum ke dalan gelas. Fio hanya memutar bola matanya malas karena tahu yang dikatakan Fabiana tidaklah benar.

"Ma, Fio berangkat sekarang aja deh. Udah kesiangan ini."

"Ya udah hati-hati ya. Mau pake mobil sendiri apa diantar?"

CelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang