05 : PENGEN NYOSOR

3.9K 248 30
                                    

Alloo What's Up All!! Udah siap emosi?
100 Vote 100 komen untuk next bisa nggak nih?

Okay langsung aja, Happy Reading!!!!

"Ezra?" tanya seorang guru cantik setengah baya yang kebetulan ingin mengambil suatu berkas di ruang konseling

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ezra?" tanya seorang guru cantik setengah baya yang kebetulan ingin mengambil suatu berkas di ruang konseling. Beliau adalah guru yang sangat mempercayai Ezra. Lebih tepatnya beliau adalah salah satu teman dari Mamahnya. Ezra akan menjadi penurut bersama wanita itu karena memang dari kecil beliau tak jarang membawakan Ezra mainan.

"Bu..." gumam Ezra.

"Loh? kamu ngapain disini?" tanya Bu Dian sembari menatap wajah Ezra dengan teduh.

"Ada masalah kecil doang tadi," jawabnya.

"Muka kalian kok babak belur gitu?" Bu Dian bertanya dengan heran. Lalu beralih menatap guru konseling. "Pak Deden, mereka kenapa?"

"Biasa bu, hanya bergurau sedikit. Tapi sudah tidak apa-apa," jawab Pak Deden. "Ibu mau mengambil data murid kelas sepuluh IPA C ya? Ini, silakan."

Bu Dian menerima berkas tersebut. Kemudian pamit untuk kembali ke ruang kantor. Setelah semuanya selesai, kedua murid itu dipersilakan untuk pulang. Untuk masalah hukuman, Ezra hanya di kenakan denda, sementara satu nya membantu tukang bersih-bersih sekolah selama seminggu.

-°°°-

Pulang sekolah kali ini, mereka hanya berdua. Tidak ada Kania, anak tetangga Serena yang ikut. Ezra memilih meninggalkan gadis itu disekolah. Serena memakai syal untuk menutupi lehernya. Syal itu dibelikan oleh Ezra sendiri. Mereka mampir ke fashion store untuk membeli benda tersebut.

Sampai di depan gerbang rumah Serena, gadis itu hendak langsung turun. Namun Ezra menarik tas nya, sehingga membuat Serena terduduk kembali. Ezra mendekatkan mulutnya ke telinga Serena.

"Lo kalo ditanya sama om Ardi, bilang aja abis ke gigit serangga, paham?"

Bisikan itu benar-benar membuat Serena takut. Sudah sangat sering ia membohongi sang papah. Gadis itu mengangguk pasrah. Barulah Ezra melepaskan cengkraman itu dari tas nya.

"Tunggu disini, biar gue bukain."

Ezra turun dari mobil dan berjalan ke arah pintu penumpang yang ada di samping pengemudi. Tangan kiri Ezra berada di atas kepala Serena, supaya kepala gadis itu tidak terbentur. Setelah keluar, Ezra menutup pintu mobilnya.

Mereka berjalan dengan santai menuju pintu utama. Langkah Ezra berhenti tepat di depan pintu. Ia memegang kedua bahu Serena agar menghadapnya.

"Inget kata-kata gue tadi, dan lo pasti tau akibatnya, semisal lo ngomong jujur, paham sayang?" Ezra bertanya disertai senyuman manis. Telunjuknya mengangkat dagu Serena, membuat gadis itu mendongak, menatapnya dengan tatapan sayu.

TOXICUSWhere stories live. Discover now