Chapter 5 - Calla Lily

59.3K 6.6K 271
                                    

Happy reading 💛

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading 💛

"Rumah kalian enak banget, ya," ujar Irina menyendok sop sosis hasil memasak kilat yang dilakukan Aria untuk makan malam, "Ibu masih pengen di sini jadinya, Mas."

Satriya terkekeh dan meledek ibunya, "Bukannya rumahnya yang beli eyang sama ayah?"

Irina berdecak, "Mbak Aria pinter nata rumah. Pantesan Mas jadi makin betah di rumah ya," ujar Irina.

"Puji teroos menantu kesayangan, terbang nanti dia, Bu," sahut Satriya yang langsung dihadiahi cubitan di pinggangnya oleh Aria.

"Aduh, sakit, Bee, astaga," teriak Satriya sementara Aria tersenyum lebar.

Irina tersenyum melihat interaksi antara putra sulungnya dengan Aria. Walaupun dia tetap geram dengan keputusan mereka berdua untuk menyembunyikan status pernikahan mereka.

"Sebentar lagi, kan, ulang tahun pernikahan kalian. Ibu mau disini dulu," ujar Irina dengan tenang.

Aria dan Satriya bertukar tatap. Satriya bahkan meletakkan sendoknya menunggu dengan tegang kalimat berikutnya dari ibu suri keluarganya ini.

"Ibu rencana mau nyiapin syukuran kecil-kecilan aja," lanjut Irina, "Kalian setuju, kan?"

Aria menelan ludahnya, sementara Satriya berdecak. Syukuran kecil-kecilan versi ibunya selalu berlebihan.

"Syukuran gimana, Bu?" tanya Aria, "Mas sama Aria nggak kepikiran apa-apa, sih."

Irina menyipitkan matanya, "Jangan-jangan, Mbak Aria juga nggak inget lagi kalo tiga hari lagi itu hari ulang tahun pernikahannya?"

Aria tersenyum, "Aria inget, dong, Bu," jawab Aria santun, "Tapi, Aria sama Mas emang jarang bikin perayaan. Kemarin Aria ulang tahun juga nggak ngapa-ngapain."

Satriya meringis. Dia bahkan nggak tau kapan Aria berulang tahun. Oh, mungkin pas Aria cerita dia main ke rumah Tante Santi itu, katanya Tante Santi pas masak banyak. That's it. Atau bisa jadi juga ketika mereka tak sengaja berpapasan di depan lift setelah jam istirahat dan Enno mengucapkan terima kasih sudah mentraktir mereka makan siang kepada Aria. Nantilah dia cek lagi kapan tepatnya. Dia punya scan KK di ponselnya.

"Wah, sekalian kalo gitu, Mbak, boleh sekalian acara ulang tahunnya Mbak Aria," sahut Irina berbinar.

Aria meringis, "Enggak usah, Bu. Aria udah traktir-traktir temen kok pas ulang tahun," jawab Aria sungkan.

"Ibu mau ngundang siapa, sih?" sahut Satriya, "Semangat banget."

Irina menggeleng, "Enggak. Palingan ya keluarganya Aria aja, makan malem bareng. Selain itu sih, Ibu rencana cuma pengen bikin hampers makanan sama souvenir gitu, buat kalian bagikan untuk tetangga dan teman-teman kalian disini, kan? Temen-temen kantor, misalnya."

Aria hampir tersedak saat itu juga. Sementara Satriya tetap memasang wajah datar.

"Bu, kami, kan, masih belum bisa mengumumkan pernikahan," jawab Satriya, "Bukan karena dilarang dari perusahaan, tapi yah, masih banyak pertimbangan lain."

God Gives Me YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang