Hb 19

13.1K 1K 16
                                    

Lo kalo gak tau, jangan ngomong sembarangan deh!!" Bram berlalu pergi dengan wajah yang sudah Semerah tomat terlampau emosi.

"Kenapa tu orang??" Menaikkan alisnya bingung, Edrik , Agung dan juga Leo menatap kepergian Bram yang berbeda.

"Kelas!!" Seru Edrik, segera mereka berlalu pergi dengan tas yang bertengger di bahunya. Terlihat cool dan juga Keren!!

***

"Baik waktu sudah habis, sekarang kalian bisa kumpulkan hasil jawaban kalian sekarang, ingat berbaris dan harus rapi!!" Mengecek jam ditangan nya yang sudah menunjukkan pukul set 10 kurang 5 menit, waktu istirahat sudah tiba melepas rasa lelah dari penatnya berpikir dan memerlukan asupan makanan yang bergizi.

Bu Andin pernah diposisi mereka dulu, sekitar beberapa tahun kebelakang, ia juga pernah sedikit kesulitan mengerjakan deretan soal dari hari ke hari pada saat ujian akhir sekolah.

Bu Andin  Hari ini kembali mengawasi ruangan 11 A, masih dengan suasana sama dan juga kegiatan yang sama. Sedikit membosankan memang menjadi pengawas ujian, selain harus fokus dengan anak didiknya supaya tidak mencontek, waktu 1 jam terasa begitu lama ketika tidak sedang mengajar.

Tapi Bu Andin ikhlas melakukan nya demi anak didiknya dan juga cita-citanya yang dari kecil yang begitu teringin menjadi guru, bukan hal yang mudah Bu Andin lewati untuk menjadi seorang guru sekolah di SMA sederajat dan juga seorang dosen di sebuah Fakultas ternama di kota di bidang sastra.

"Baik Bu!!" Berurutan siswa dan siswi anak didiknya mengumpulkan kertas ujian beserta jawabannya. Berbaris membentuk horizontal ke belakang.

"Nah iya begitu, makan yang banyak pada saat istirahat, supaya nanti masuk kembali mengerjakan soalnya lancar tidak merasa terganggu dengan rasa lapar, oke anak-anak!!" Bu Andin tersenyum manis menatap anak didiknya satu persatu, terlihat sekali raut wajah lelah dan juga resah.

"Hufh baik Bu" berjalan lesu meninggalkan ruang ujian. Satu persatu sudah keluar terlebih dahulu kecuali Citra, si Berlian sekolah.

Bu Andin berjalan mendekati Citra yang sekarang sedang sibuk dengan dunianya sendiri.

"Halo" bu Andin menyapa Citra dengan menepuk bahunya lembut.

Tersentak dari lamunannya, Citra menoleh menatap Bu Andin sambil memainkan sebelah alisnya.

"Ya ada yang bisa saya bantu" ujar Citra sopan, ya walaupun kesenangan nya sedikit terganggu tapi Citra tak bisa membentak Bu Andin begitu saja, dia kan guru pengawas disekolahnya. Citra masih mengingat kesopanan pada orang yang sudah tua.

Tadi Citra sibuk dengan handphone nya yang mendapat laporan dari asisten nya jika Leta tak sengaja menghancurkan porselen kesayangan maminya yang berharga puluhan juta dan berakhir dengan Leta dihukum maminya membersihkan kamar mandi pelayan selama 2 Minggu full.

Sebenarnya sih itu adalah rencana Citra, dia sengaja menyuruh salah satu bodyguard nya menaruh minyak bekas goreng tepung yang masih terlihat mengkilat, Leta sedang ujian dirumah akibat dari kecerobohan nya memakan obat pencahar jadi Leta tak bisa melangkah lebih jauh dari area rumah dengan perut yang terus melilit dan mengeluarkan bau yang tak sedap.

"Em, kenapa kamu gak ikut teman-teman kamu yang lain?"  Bu Andin gugup ditatap tajam Citra dengan begitu intens. Niat hati ingin bersapa-sapa ria dengan salah satu dari berlian sekolah yang terkenal kecantikan dan kepintaran tapi yang Bu andi dapat rasa deg-degan jantung yang teringin berpindah ke lutut.

Menoleh ke sekelilingnya yang sudah kosong tak ada tanda-tanda kehidupan kecuali mereka berdua Citra dan juga Bu Andin. Citra menghela nafas kecil terlalu sibuk dengan dunianya hingga melupakan fakta bahwa sekarang sudah waktunya istirahat.

Rebith " The Power Of Love For The Antagonis"Where stories live. Discover now