Who Made Me a Dancer [WMMAP X Reader]

Chapter 8

Siang hari yang indah, cuaca yang cerah dan segar, sebenarnya ini adalah kesempatan yang bagus untuk memetik bunga.

Tapi aku sudah bosan, rasanya jenuh.

Dan sekarang aku telah menghabiskan waktu berjam jam dari pagi untuk melakukan hal yang tidak berguna di atas meja.

"Oh, kamu bisa menggambar?"

Aku meliriknya.

Rupanya Osiris.
Sejak kapan dia muncul di samping mejaku?

"Iya" Jawabku.

Ia mengambil kertas kertasku. "Wah, tipikal gambar realis" Ucapnya kagum.

Ia memperhatikan satu per satu kertas gambarku kemudian menunjuk dirinya sendiri. "Bisakah kamu menggambar wajahku?"

"Apa? Buat apa sih, kurang kerjaan banget." Timpalku.

Ia mendengus. "Padahalkan bisa jadi kenang kenangan."

Aku mengernyit. Dasar aneh, padahal pakai sihir kan bisa langsung jadi.

Aku meregangkan tubuh, lantas langsung berdiri karena merasa sudah cukup lama aku duduk menggambar saja.

Aku membanting diri di kasur.

"Kenapa kau?" Tanya Osiris. Aku hanya mengidikkan bahu tak acuh.

Aduh, dasar pemalas.
Kalau dipikir pikir siklus harianku di istana cuma bangun- makan- bertemu claude- latihan menari- tidur. Itupun masih terlalu banyak waktu luang.

Seandainya bisa keluar...

"Kau mau keluar?" Tanya Osiris.

"Hei sudah kubilang jangan baca pikiranku tanpa izin!!💢" Kesalku.

Ia mengidikkan bahu malas. Setelah sesi tanya jawab kemarin, aku baru tau kalau peyihir menara ini lumayan op karena bisa baca pikiran. Meski katanya cuma untuk keadaan tertentu tapi tetap saja lumayan meresahkan skillnya.

Aku menatapnya kesal. "Aku memang mau keluar, tapi raja sepertinya gak bakal mengizinkan deh." Ucapku.

"Huh, kenapa harus minta izin padanya? Bilang dong dari tadi, itu hal yang sangat mudah buatku." Ucapnya santai.

Apa?

Ctak!

"Silahkan beli labunya! Harga khusus hari ini!"

"Oi, ambil stoknya dari gudang!!"

"Selamat datang! Rasanya luar biasa, loh!"

Eh!??