Chapter 6

794 98 11
                                    


"Hah.., gerah banget. Mana panas banget pula, padahal mau petik bunga."


Aku terkapar lemas pada rerumputan di bawa pohon rindang. Sekarang tengah siang bolong dan cuaca teramat terik.


Lilian sibuk di dapur dan ballora merana entah kemana.


sruk!


Hm?


Sepertinya aku mendengar sesuatu dari semak di ujung sana deh.


Ah, mungkin hanya kelinci.


sruk sruk!


Imajiner perempatan muncul pada wajahku. Dia mau jadi kelinci panggang ya? Berisik banget.


sruk sruk sruk!


Dengan raut kesal, aku bangun dari posisi tiduran di rerumputan dan mendekat ke arah semak semak.


Secara perlahan aku membuka semak tersebut dan--


"HaH? Rubah!? "


Dapat kulihat rubah kecil berwarnah putih pucat dengan mata emas yang kelam.


Ekornya ada satu, dua, tiga, empat--


Sembilan!?


Tidak, lari ada kyubi!!


Ga deng, yang ini imut. Kelihatannya ga berbahaya deh.


Aku mendekat, mencoba menggapai makluk kecil itu. Alhasil, dia malah meloncat kabur dan nyaris mencakar wajahku. "UWaaaa!! "


Aku tersandung dan langsung jatuh. "H-Hei Tunggu!!" Teriakku.


Pantang menyerah, aku berdiri dan langsung mengejarnya.


Aduh ini nih ngeselin amat, lama lama jadi rubah panggang.


"Nah, dapat kamu!! "


Seperti kata pepatah, secepat cepatnya rubah berlari, akhirnya jatuh juga maka i'm doing this bro hehe.


Cringgg!


"W-Waah!! " Aku menutup mata erat, dan refleks melepasnya kala tubuh rubah tersebut bersinar terang. Silau banget gila


"Niat banget ngejar sampai ke sini."


Aku langsung membuka mata kala mendengar suara orang lain di situ.


Saat itu aku melihat, lelaki berambut putih panjang yang halus berantakan serta mata berwarnah putih pucat.

Who Made Me a Dancer [WMMAP X Reader]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon