Frontale

4.6K 339 492
                                    

Seorang gadis berdiri di depan sebuah papan pengumuman. Namanya terpampang jelas pada sebuah kertas yang menempel di papan itu. Tangannya mengepal erat saat membaca kata demi kata pada kertas itu.

Ara Aleandra dari kelas 11 IPA 1 dikenakan skors selama 1 minggu karena menuduh seorang siswa secara sembarangan dengan tujuan ingin menjatuhkan ranking siswa tersebut dalam ujian evaluasi bulan ini.

"Sialan," ucapnya pelan. Ini tidak adil. Seharusnya bukan begini. Seharusnya bukan dirinya yang di skors melainkan orang itu. Kenapa dunia ini tidak bisa adil padanya? Kenapa harus dirinya yang mengalami semua ini?

"Jadi beneran dia? Gila. Muka polos tapi sukanya playing victim. Kasihan Clarissa," ucap seseorang.

"Gue juga heran. Dia kan selama ini sering dibantu sama temen-temennya apalagi sama Jessica. Bukannya berterima kasih, dia malah nggak tahu diri begitu," sahut yang lainnya.

Gadis yang bernama Ara itu semakin kesal mendengar cibiran murid-murid sekolah ini. Mereka semua seenaknya mencibir tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Lihat tuh. Masih berani aja dia melihat kita dengan tatapan seperti itu. Nggak tahu diri banget," ujar seseorang dari segerombolan murid.

Ara memilih melangkahkan kakinya menuju pintu gerbang dibandingkan harus terus mendengarkan cibiran siswa-siswi sekolah ini. Hari ini ia tidak sanggup berada di sekolah jika situasinya masih seperti itu. Hanya untuk sekedar protes pun ia tidak sanggup. Yang ada dirinya akan semakin stres dengan keadaannya saat ini.

Banyak siswa sedang menyaksikan kepergian Ara dari sekolah ini. Tak lupa kata-kata sinis yang mereka lontarkan pada gadis itu. Di tengah kerumunan itu terdapat sekelompok siswa berprestasi yang diam-diam tersenyum senang karena berhasil menyingkirkan Ara. Mereka adalah Jessica, Clarissa, dan Clifford. Satu lagi, Randy yang juga tergabung dalam kelompok itu. Akan tetapi raut wajah Randy tidaklah sama seperti teman-temannya. Ia justru hanya diam dengan wajah datarnya. Ekspresi yang sulit diartikan dengan diiringi helaan napas beratnya.

Meski demikian, masih ada beberapa murid yang merasa kasihan ketika melihat Ara diperlakukan seperti itu. Mereka ingin membantu gadis itu tetapi mereka juga tidak punya nyali yang besar untuk melawan pihak sekolah. Pada akhirnya mereka hanya bisa diam saja menatap kepergian Ara.

.

Bab 1

– Who is The Liar? –

.

Ara membuka sebuah pintu yang menuju rooftop. Ia melangkahkan kakinya mendekati pembatas yang ada di pinggir. Cantik. Pemandangan kota malam ini sungguh cantik. Setidaknya melihat pemandangan ini bisa sedikit mengobati rasa kesalnya karena telah bertengkar dengan seseorang.

Ceklek.

Gadis itu menoleh lalu tersenyum kepada orang yang baru saja tiba. Ia melambaikan tangannya di tengah embusan angin yang menyejukkan. Sesekali tangannya menyisipkan rambutnya yang beterbangan akibat terkena angin.

Akan tetapi wajahnya yang tersenyum cerah tiba-tiba saja berubah. Perlahan senyum itu memudar. Kerutan di dahi mulai terlihat yang mana menandakan ia kebingungan. Setelah itu matanya menjadi penuh ketakutan. Langkahnya terus mundur hingga menabrak dinding pembatas rooftop. Bibirnya terus mengucapkan kata 'tolong' dan 'maaf'. Namun sepertinya apa yang ia ucapkan tidak membuahkan hasil karena tubuhnya didorong kuat hingga ia terjatuh dari gedung dengan ketinggian 15 lantai itu.

***

Alana Group. Sebuah perusahaan konglomerat yang sangat terkenal di Jakarta. Saat ini di gedung itu sedang diadakan sebuah pesta yang sangat mewah sehubungan dengan hari ulang tahun perusahaan. Salah seorang tamu perempuan yang masih berada dalam usia anak SMA sedang melihat pemandangan kota di malam hari melalui sebuah kaca besar. Namun tiba-tiba saja ada sesuatu yang jatuh dari atas dengan sangat cepat. Gadis itu tak sengaja bertatapan sebentar dengan perempuan yang baru saja jatuh dari atas. Tatapan matanya seolah sedang meminta tolong padanya tetapi apa dayanya yang tidak bisa membantu perempuan itu.

High Level (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang