Stepes

316 36 0
                                    

Hai haii~

Maaf banget ya aku hiatus sebulan lebih gara-gara kesibukan kampus 😭

Makasih banget buat kalian yang nungguin cerita ini tamat bahkan kasih vote, komen, sampe masukin di reading list kalian di tengah hiatusku 😭🫶

Ya udah deh mending langsung baca aja bab ini!!

Happy reading yaa~

.
.
.
.
.

Clarissa menghentikan langkahnya tepat di depan sebuah mobil yang tidak lain adalah milik Kevin. Kepalanya terus bergerak ke kanan dan ke kiri untuk mencari si empunya mobil. "Ke mana sih? Bilangnya mau ketemu tapi malah nggak ada," ujarnya menggerutu.

"Nyariin gue?" suara yang tidak asing ini refleks membuat gadis blasteran itu menoleh.

"Kakak dari mana aja? Aku dari tadi nyariin tahu," wajah cemberut dari Clarissa sontak membuat Kevin terkekeh. Hal itu tentu saja membuatnya mengernyit bingung. "Ngapain ketawa? Emangnya ada yang lucu?"

Setelah berhasil menenangkan dirinya, laki-laki yang lebih tua itu menjawab, "Nggak ada."

"Apaan sih? Dasar nggak jelas."

"Baru sadar?"

"Kak..."

Kevin kembali terkekeh karena tingkah gadis itu. "Gue beliin minum nih. Jangan cemberut lagi," tangannya dengan cepat menyodorkan sebotol minuman dingin yang tadi dibelinya. Tak tinggal diam, tangannya itu kini mengacak puncak kepala Clarissa.

"Makasih."

"Sama-sama," sahut laki-laki itu dengan tersenyum manis. Tubuhnya kini ia sandarkan pada mobilnya seraya mendongak menatap langit.

"Kenapa panggil gue ke sini? Ada perlu apa?"

Kevin kembali menoleh pada gadis itu. "Kangen aja. Emangnya nggak boleh?"

Mendengar hal tersebut sontak membuat Clarissa mengalihkan pandangannya. "Apaan sih?" tangannya yang tadi diam kini sedang kesulitan membuka tutup botol hingga berhasil menarik atensi Kevin lagi.

"Gue cuma mau lihat langit malam ini sama lo," dengan cepat Kevin mengambil botol itu kembali untuk ia bantu bukakan tutupnya. "Langitnya cantik... kayak lo."

Sungguh, kali ini wajah Clarissa pasti sudah terlihat kemerahan karena ucapan laki-laki yang lebih tua ini. Siapa juga yang tidak terbang jika digoda seperti itu terus. Ditambah lagi perlakuan manis yang ia dapatkan. "Thank you," balasnya cepat seraya mengambil botol yang telah dibuka itu.

"Makasih buat yang mana?"

"Botolnya!"

Kekehan Kevin kembali terdengar. "Lo salting kan?"

Mata Clarissa seketika membulat sempurna. "Enggak!"

"Masa?" sahut Kevin tak percaya yang diiringi kekehannya lagi.

"Kakak bisa langsung ke intinya aja nggak sih? Gue sibuk."

"Iya deh iya," sebelum mengatakan niatnya, Kevin menarik dan mengembuskan napasnya dengan cukup berat. Ia kembali menatap lurus pada netra gadis ini. "Gue mau pindah lagi. Masih di Jakarta kok cuma pindah rumah aja yang agak jauh."

"Kenapa?"

Kedua tangan Kevin kini dilipat di depan dada dengan kepala yang ia miringkan. "Mau tahu aja atau mau tahu banget?"

High Level (Completed)Where stories live. Discover now