BAB XXX : Aku Menangkapmu

110 31 5
                                    

⚠️TRIGGER WARNING⚠️
❗BLOOD, VIOLENCE, HARS WORD❗

jika tidak suka dengan adegan tersebut, dipersilahkan untuk melewati BAB ini!

Selamat membaca~

🥀🥀🥀

Preticia berusaha bangkit berdiri meskipun ia merasa kesulitan. Instingnya menyuruhnya untuk berlari sejauh mungkin, tak peduli betapa sakit kakinya untuk berlari, Preticia tetap melakukannya untuk keselamatan hidupnya.

Di belakangnya, mereka tertawa. Menertawakan Preticia yang berlari dengan tertatih sambil menangis seakan hal itu menjadi hal yang menyenangkan bagi mereka.

"Hahaha ayo lari! Terus lari! Sejauh apapun kau berlari, kau akan tetap menjadi mangsa kami," ujar seorang pria dengan wajah yang menyeramkan.

Jumlahnya ada empat orang yang dengan kompaknya mempermainkan Preticia, menakutinya serta mengolok-oloknya. Hingga keadaan di mana mereka berempat mengepung Preticia dari berbagai sisi.

Namun Preticia tidak menyerah, pikirannya terus berpikir bagaimana cara untuk keluar dari situasi sulit ini.

"Hei Kakak, sepertinya dia bidadari yang tersesat. Sayang jika kita langsung membunuhnya, bukan?" ujar pria dengan postur tubuh besar dan berisi.

"Dasar! Matamu langsung membesar ketika melihat wanita cantik," pria dengan jenggot putih itu pun menjawab.

"Tapi kau benar juga, hahaha ... sepertinya kita akan bersenang-senang malam ini! Sudah lama sekali kita tidak kedatangan tamu. Kemarilah gadis manis, kau akan kami layani dengan baik,"

Namun Preticia tidak menurut. Ia justru malah menerjang ke arah pria dengan wajah yang berkulit putih namun kemerahan itu. Sebab di antara yang lainnya, dialah yang terlihat paling kurus dan juga lemah. Preticia yakin bisa menyingkirkannya untuk membuka jalan agar ia bisa lari.

Namun yang terjadi justru malah di luar dugaannya. Pria kecil itu memiliki tenaga yang besar, Preticia tak bisa menandinginya. Ia terlempar begitu saja ke tanah akibat dorongan kencang dari sang pria.

"Kau salah mengira nona! Arthur adalah orang terkuat di antara kami. Dia juga adalah orang yang paling beringas," ujar pria berjenggot putih itu dengan nada yang mengejek.

"Bawa dia!" titah Arthur dengan nada yang datar. Wajahnya terlihat menyeramkan saat menatap tajam Preticia, ia mengeluarkan aura beringas yang membuat Preticia ketakutan tanpa sebab.

Namun Preticia menolak untuk menyerah.

Ketika mereka berempat mengerubuninya yang terbaring di atas tanah, jari Preticia terkepal, mengambil tanah berpasir yang berhasil digenggamnya. Saat pria dengan tubuh besar itu ingin menyentuhnya, Preticia melempar tanah pasir itu ke arah mereka bersamaan dengan angin yang berhembus hingga menyebar ke segala arah.

Mata mereka terkena serpihan dari tanah hingga terasa perih. Bahkan ada yang terkena kerikilnya tepat di matanya. Namun dengan cerdiknya, Preticia memejamkan matanya tepat setelah ia melemparkan tanah berpasir itu ke arah mereka. Lalu menerobos keluar dari celah kaki pria bertubuh besar.

Dengan keadaan tertatih Preticia kembali berlari.

"Sialan, cepat kejar mangsa itu, jangan biarkan dia lolos!" teriak Arthur dengan marah sambil mengucek matanya. Teriakannya menggema di hutan, membuat Preticia semakin berdebar karena ketakutan.

Secepat apapun Preticia berlari, ia tetap kalah cepat dari mereka. Tiba-tiba saja pria berwajah seram itu sudah berada di belakangnya yang dengan kejinya menyandung kedua kaki Preticia hingga membuatnya terjungkal sampai terguling beberapa meter ke depan.

I Want To Be With You [The End]Where stories live. Discover now