AR-04

41.7K 4.9K 310
                                    

Ayo dibiasakan vote diawal atau diakhir chapter ya semua, kalau jimplang di unpub.

Aku gak up lagi kalau target gak penuh.

200 vote dan 70 komen gas up lagi🏃

><

Disinilah Aruna berada, di rooftop bersama Sagas karena laki-laki tampan bermanik hijau gelap itu menariknya kesana.

Aruna akui ketampanan Sagas itu melebihi ketampanan Liano, karena ketampanan Liano hanya ketampanan campuran bule dan Jawa sementara Sagas itu ketampanan yang sulit dijelaskan.

Rambut Sagas itu berwarna coklat gelap, rahangnya kokoh dengan bentuk hidung mancung nya, alis yang rapi namun tak tebal, tahi lalat dibagian sudut bibir kirinya.

Ada kesamaan antara Sagas dan Aruna, mereka sama-sama punya 2 taring kecil yang lucu, setiap Sagas tersenyum taring itu selalu terlihat.

Tinggi Sagas itu 179 Cm.

Bibir Sagas berwarna alami, tidak terlalu merah dan tidak hitam juga, warnanya benar-benar alami warna bibir.

"Kenapa bang? Gue gak ada urusan sama lo." Aruna bersidekap dada, menatap Sagas dengan malas.

Hela napas pelan Sagas berikan, bahunya mengendur dengan tatapan mata yang menyendu, dia menyentuh pipi chubby Aruna dan mengelusnya.

"Runa.." lirihnya.

"Kenapa sih?"

Sagas menahan sesak di dadanya.

"Gue.."

Aruna menanti ucapan Sagas, perasaan dalam novel gak ada adegan kaya gini deh, Sagas gak pernah bertingkah kaku dan gugup kaya gini.

Sagas di dalam novel Aruliana itu adalah seorang lelaki ceria dan hangat, dia selalu bercanda dan bermain bersama Aruna.

Sikap Sagas ke Aruna memang murni sikap abang kepada seorang adik, tapi ini, sikapnya berbeda.

"Gak jelas lo."

"Aruna, gue sebenarnya—-"

Ting ting ting.

Suara bel pertanda jam istirahat selesai berbunyi, Aruna mendecih kemudian berjalan menjauhi Sagas, buang-buang waktu saja.

Padahal Aruna belum makan, tapi Sagas sudah membuang waktunya secara percuma.

Seperginya Aruna, Sagas tampak meremat rambutnya keras dan mengerang kuat.

"BRENGSEK! GUE SUMPAHIN LO AUTHOR SIALAN!" maki Sagas kuat, dia menendang pagar besi pembatas rooftop.

Deru napas Sagas sangat kuat, dia menghentak-hentakan kakinya kuat dan menjerit mengeluarkan kekesalannya.

"Bajingan!"

Sial, apa yang harus Sagas lakukan kedepannya!

.....

Aruna berterima kasih pada Kaino karena dia membawakan Aruna makanan dari kantin, pada akhirnya Aruna masih sempat makan siang.

Aruna [End]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon