AR-08

31.4K 3.7K 131
                                    

Aku gak ngerti sama yang baca tapi gak vote sama sekali, heran aja gitu, kalau lupa gak mungkin, diakhir chapter bisa nge vote.

Hah, udalah.

200 vote dan 70 komen, target gak penuh aku gak up.

><

Seminggu sudah Aruna jalani hidupnya di dunia novel ini, tak ada hal yang menarik selain Liano, Jovan dan Emilio yang berusaha mendekatinya terus menerus.

Sementara Garka, dia tampak santai, dia gak perduli sama perubahan Aruna, yang pasti Garka hanya akan mengawasi Aruna dalam diam.

Sagas, Aruna sedikit heran pada laki-laki itu.

Kenapa cowok itu bisa tau apa yang Aruna pikirin.

Seperti saat ini, Aruna lagi berjalan di koridor sekolah dengan setumpuk buku ditangannya.

Tadi buk Lola nyuruh Aruna bawakan buku itu ke Ruang Guru, baik Kaino maupun Jian sudah menawarkan diri untuk membantu.

Namun buk Lola tak mengizinkan.

"Um, gue pengen minum yakult tapi disini gak ada jual." Yakult adalah minuman kesukaan Aluna, dia sangat suka Yakult tapi disini gak ada jual.

Hela napas kasar Aruna berikan, dia merindukan Nino yang selalu membantunya mengerjakan PR, dia juga merindukan Keno yang selalu mengajaknya bolos sekolah.

Dan juga merindukan Albert, laki-laki yang Aluna suka dalam diam, cowok pendiam yang love languange nya adalah Act of service dan Quality time.

Albert, adalah teman semeja Aluna, dulu Aluna sangat benci sama Albert karena laki-laki itu selalu mencemoh kesukaan Aluna pada karakter Fiksi.

Albert memang dikenal pendiam, dia selalu bergerak dalam diam untuk melindungi Aluna.

Karena Albert, pernah bertemu dengan saudara angkat Aluna, namanya Bang Elian, Albert diminta sama Elian untuk menjaga Aluna selama di sekolah.

"Bert, lo nangisin gue gak sih? Gimana keadaan gue disana Bert, lo jangan masukan sampah ke laci meja gue ya bert, terus buat Keno, jangan bolos selama gue gak ada."

Aruna menggumam terus, sampai dia tak menyadari keberadaan seseorang.

"Runa." langkah kaki Aruna terhenti, dia berbalik dan melihat Garka dan Sagas yang mengenakan jas lab putih dari lab biologi.

Sejenak Aruna terpesona, keduanya sangat tampan dalam balutan jas lab putih, begitu mempesona dan luar biasa.

"Ada apa?" kini Aruna sudah menurunkan kewaspadaannya pada Sagas dan Garka.

Walau tak sepenuhnya juga. Sagas memberikan sebuah botol minum.

"Tadi pagi Oliver lupa bilang sama lo, dia beliin susu buat lo tapi lo udah keburu berangkat." ujar Garka tenang, dia mengambil buku-buku ditangan Aruna.

Aruna mengangguk, dia menerima botol minum tadi, matanya sedikit melirik pada wajah Sagas dan Garka.

"Kalian ganteng ya." ceplosnya.

Aruna [End]Where stories live. Discover now