371 231 195
                                    

"Kamu mau kemana?" tanya Senja bingung. Ia melihat Hugo sudah bersiap seperti ingin pergi nongkrong bersama teman-temannya.

"Mau main." jawab Hugo.

"Sama Januari?" tanya Senja dan Hugo hanya membalas dengan dehaman.

Senja melirik ke arah jam dinding di kamarnya, kini jam menunjukan pukul 7 malam.

"Go.." panggil Senja, membuat lelaki itu menolehkan kepalanya.

"Sebentar lagi nenek, mama sama papa mau ke sini. Kamu jangan pergi dulu, ya?" pinta Senja.

"Aku bingung jawabnya, kalau kamu pergi main. Takut kamu dimarahin papa sama mama juga." sambungnya.

"Sumpah semenjak nikah sama lo, gua jadi gak bebas." Hugo mendelik kesal.

"Lo itu nyusahin tau Ja."

Bukan sekali dua kali untuk Senja harus mendengar ucapan kasar yang keluar dari mulut Hugo. Terkadang Senja berpikir, kalau Hugo hanya kelepasan sebab emosi. Tapi lama kelamaan rasanya begitu sakit dan sesak. Senja tak tau apakah dirinya yang terlalu lemah atau memang perkataan Hugo yang menyakitkan.

"Maaf Go." hanya itu yang Senja bisa katakan, suaranya terdengar memelan.

"Gapapa, kamu main aja biar nanti aku cari alasan ke papa sama mama."

"Gitu kek daritadi." ujar Hugo, kemudian ia pergi begitu saja meninggalkan Senja tanpa berpamitan sedikitpun. Gadis itu hanya bisa menatap kepergian Hugo dengan hati yang pedih dan sakit.

"Ayah sama ibu jangan khawatir, Senja masih bisa tahan rasa sakitnya." batin Senja.

——°°——

"Nenek!!" dengan cepat Senja memeluk Ajeng sangat erat, gadis itu benar-benar merindukan sang nenek.

"Duh kayaknya Senja kangen nenek Ajeng banget, ya." ujar Rahayu dengan kekehannya dan Ajeng ikut tertawa kecil melihat cucu kesayangannya masih bersikap seperti anak kecil.

"Tapi ngomong ngomong kak Malvin mana nek?" tanya Senja celingak celinguk untuk mencari Malvin.

"Gua di sini." tiba-tiba Malvin muncul dari arah mobil.

"Kirain gak dateng." balas gadis itu.

"Gimana kamu sama Hugo, baik baik aja kan kalian?" tanya Ajeng.

"Baik baik aja kok nek." balas Senja dengan senyumnya. Sebisa mungkin gadis itu menyembunyikan semua dari Dakara, Rahayu dan Ajeng. Menurut Senja, cukup ia saja yang tau bagaimana kondisi di rumah tangganya.

"Tapi ngomong-ngomong ini rapih banget ya jadinya, kamu yang beresin?" tanya Dakara melihat seisi ruang tamu dengan takjub.

"Iya pa, tadi juga dibantuin Hugo." lagi-lagi Senja berbohong.

"Terus Hugonya ke mana?" tanya Rahayu bingung.

"Tadi kan ada Janu ke sini mau lihat rumah baru Hugo katanya, tapi pas mau pulang tiba-tiba aja motor Janu gak bisa nyala. Jadi Hugo bantuin buat bawa motornya Janu ke bengkel, sekitar setengah jam yang lalu." Senja tak tau sebanyak apa dosanya saat ini. Sedari tadi gadis itu hanya membicarakan semua omong kosong.

"Yah padahal mama mau banget makan bareng sama Hugo." terlihat raut wajah Rahayu penuh rasa kecewa.

"Lain kali bisa kok ma." saut Dakara.

Senja untuk Hugo | Lee Haechan [ COMPLETED ]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora