15. Hari pertama sekolah☆

1.4K 162 1
                                    

Hari ini Fabio sudah boleh pulang dari rumah sakit, tidak hanya berdua dengan Yuni, Wildan juga datang untuk membantu dengan membawa Firda sang istri beserta Attaka sang anak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari ini Fabio sudah boleh pulang dari rumah sakit, tidak hanya berdua dengan Yuni, Wildan juga datang untuk membantu dengan membawa Firda sang istri beserta Attaka sang anak. Pria itu tersenyum hangat memperhatikan bagaimana Attaka dan Fabio tengah bermain bersama di lorong rumah sakit.

"Udahan dulu mainnya, kita pulang yuk," ajak Wildan.

"Tapi Atta masih mau sama Abang Iyo." Attaka cepat-cepat mengapit lengan Fabio dengan erat, rasanya tidak mau berpisah dengan kakak yang baru ia temui ini. Attaka suka melihat lesung pipi Fabio saat tersenyum dengan mata yang agak sipit yang ikut serta.

"Iya, kita kan mau main ke tempat Abang, Atta bisa main seharian sama Abang nanti," Firda menyahuti, ikut senang saat sang anak nyaman.

"Beneran ma? Yeay nanti kita main Lego bareng ya bang Iyo," soraknya senang, berdiri dari duduknya dan menarik Fabio untuk ikut berdiri lalu meminta gendong pada Fabio yang langsung di tegur oleh Wildan.

"Atta jangan minta gendong, Atta kan udah gede." Attaka mendongak dan akhirnya mengangguk dan kembali menggandeng tangan Fabio hingga sampai mobil.

"Oh iya ma, aku udah nanya-nanya tentang gimana sekolah Fabio nanti. Ada caranya yaitu Fabio harus ikut beberapa tes dulu biar bisa sekolah umum, kemarin udah aku urus semuanya, dan kalo memungkinkan Fabio bisa sekolah mulai besok sambil tes sekalian. Fabio bakal sekolah dimana aku kerja ma." Yuni yang duduk di samping Wildan yang mengemudi senang dengan berita baik itu. (Aku ngarang, kurang tau boleh apa nggak, kalo check di Mbah Gugel sih bisa tapi harus sekolah paket, aku sengaja pingin Fabio sekolah umum aja.)

"Alhamdulillah kalo gitu, Bio denger 'kan sayang." Yuni menoleh sedikit kebelakang mencari Fabio untuk melihat reaksi cucunya.

"Iya nek, Bio seneng dengernya." Fabio tidak bisa menyembunyikan bahagia yang terpampang di wajah manisnya.

"Udah paman beliin perlengkapan sekolah kamu kemarin, jadi nggak usah mikirin soal seragam dan lainnya lagi, kamu tinggal sekolah aja." Itu inisiatif Wildan karena tau jika Yuni tidak akan sempat mempersiapkan semuanya sebab sibuk mengurus Fabio di rumah sakit.

"Makasih banyak paman, maaf ngerepotin."

"Iya nggak papa, anggep aja hadiah dari paman. Paman malah seneng bisa bantu." Tulus Wildan, dirinya hanya ingin membantu sebisa mungkin.

Perlakuan hangat dari Wildan sangat di hargai Fabio, ia jadi merindukan afeksi dari Rio. Fabio jadi berpikir, apa jika ayah dan ibunya tidak bercerai, mungkinkah saat ini keluarganya baik-baik saja? Fabio rindu kembali mengingat kenangan manis keluarganya.

"Owh iya Bio, paman juga udah bilang sama pihak sekolah kalo kamu nggak bisa terlalu capek, jadi kalo ada pelajaran olahraga yang prakteknya berat-berat jangan khawatir, gurunya udah tau dan ngertiin kamu." Wildan tentu tidak melupakan bagian dimana spesialnya sang keponakan, ia sudah mengurus semuanya dengan rapi.

Batas Akhir [END]✓Where stories live. Discover now