38. Hadiah Fabio untuk Bagas✧

2.1K 173 3
                                    

"Maaf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf... Operasi tadi sedikit terhambat, namun syukurnya pasien bisa melewati masa-masa berat itu, dia masih ingin bersama keluarganya," ungkap dokter itu.

Orang-orang yang mendengarnya merasa lega ketika jelas mendengar apa perkataan dokter, sebuah berita baik bukan? Fabio masih bersama mereka.

"Walau begitu, pasien masih harus dipantau dengan intensif, apalagi jantungnya yang ditakutkan menolak benda asing disana. Do'akan untuk kesembuhan dan kepulihan nya, saya yakin dia anak yang kuat." Dokter juga salut dengan pasiennya, di kondisi parah tersebut apalagi Fabio yang mempunyai riwayat jantung bisa bertahan dengan keadaannya yang mengenaskan, dokter tidak pernah mengira jika anak tersebut begitu kuat.

"Untuk sekarang pasien belum bisa di jenguk, lalu ntuk wali pasien, tolong ikut saja untuk lebih lanjutnya."

Yuni dan Airin mengikuti dokter tersebut, tinggallah Satya, Rio dan Tiara yang berada disana. Menunggu brankar Fabio yang akan di pindahkan ke ruang ICU, Rio sendiri bingung mengapa ada Satya disini? Mengapa bisa Satya datang kemari dengan Yuni tadi? Dan Rio juga sempat melihat raut wajah Satya yang sangat khawatir. Rio melupakan sejenak pemikiran di otaknya, sebab pintu operasi terbuka dan memperlihatkan para perawat dan bertugas lainnya mendorong sebuah bed berisi remaja dengan banyaknya alat yang menempel ditubuh itu.

Mereka bertiga mengikuti ranjang yang didorong itu dari belakang, walau tidak bisa melihat dengan jelas bagaimana keadaan Fabio sebab terhalang oleh petugas, Rio tahu jika keadaan Fabio memanglah sangat parah.

Sejenak dirinya tertegun, apa benar yang berada disana anaknya? Hatinya tercubit sakit, mengapa mereka harus dipertemukan disaat seperti ini? Mata yang seharusnya memperlihatkan kerinduan padanya seperti pertemuan mereka waktu lalu, kini tertutup dengan rapatnya, bibir yang seharusnya mengembangkan senyum itu harus tertahan oleh selang yang di masukkan ke mulutnya. Tangan yang seharusnya memeluk dirinya itu kini terkulai lemah disertai beberapa jarum suntik yang harus bersemayam disana.

"Apa kau menyayangi nya?" Pertanyaan itu membuat Rio bingung, ia mengernyitkan keningnya untuk mencari tahu jika pertanyaan dari Satya untuknya.

"Apa kau sayang padanya?" Tanya Satya lagi mengulangi pertanyaannya.

Rio terdiam, jika ditanya seperti itu. Jujur, ia sayang Fabio. Sebagaimana ia dan anak itu sangat dekat dulu, Rio pun masih mengingat memori penuh kebahagiaan keluarganya dulu, "aku sayang padanya."

Satya tersenyum hangat, namun apakah nanti Rio akan tetap sayang jika mengetahui Fabio bukanlah anak kandungnya? Apa reaksi Rio jika ia memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi dulu, antara dirinya dan Airin. Apakah Rio akan tetap menyayangi Fabio?

"Aku harap kau tidak meralat ucapan mu tadi, setelah mengetahui kebenarannya." Jika Rio nanti marah dan membenci Fabio tak apa, karena ada Satya yang memang ayah kandung dari anak itu, yang harus di lakukan Satya adalah melindungi sang anak.

Batas Akhir [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang