Bab 93. Refreshing

212 16 0
                                    

Bab 93. Refreshing
★★★★

Setelah ku redakan segala gejolak dalam hatiku, walaupun sepertinya Riko melakukanya tidak sengaja namun, tetap saja hal itu membuatku tidak lepas memikirkannya.

Terlebih, Riko hanya memakai kaos oblong serta celana pendek. Dengan aroma colonge diketiaknya yang ditumbuhi rambut yang belum lebat.
Dadanya juga mulai tumbuh bulu halus sampai kebawah bergerombol melebat dibawahnya, masuk.

"Aku lapar,,,"

Lagi lagi Riko mendesah berat, pelan....

"Ada lagi" tatapnya sendu.

Ku gelengkan kepala tanda tidak ada lagi yang minta, karena aku hanya ingin mengisi perutku.

"Gimana kalau selesai sarapan kita jalan jalan, Refreshing gitu,,,"

"Boleh,,,"

"Yaudah, aku mau turun dulu ambil sarapan"

Keadaan kini sepi kala ku sendirian karena Riko turun kebawah untuk mengambil makanan.

Memang berbeda jauh sekali dengan keadaan kamar di rumahku dikampung. Pengap, serta bikin sumuk karena hanya ada kipas angin yang sudah usang.

Tak lama berselang, datang Riko membawa nampan besar sepertinya banyak membawa makanan, mungkin saja bukan untukku.

"Ayo sarapan, apa kamu masih kuat? Atau, mau aku suapin,,," tawarnya, sok perhatian membuatku sedikit baper. Apa itu hanya dibikin oleh Riko supaya aku senang.

"Aku gak apa apa" aku sedikit mendekat kearahnya karena keadaanku lebih baik.

"Mari sarapan"

Kini aku dan Riko sarapan bersama di atas badnya dalam diam. Ada susu juga...

Selesai sarapan Riko mengembalikannya ke dapur...

Keadaanku sudah pulih, jika pun Riko mau mengajakku  jalan jalan pasti dengan mobil pribadinya.

"Riko, ibuku tau keadaanku"

"Aku sudah meminta ijin sama ibu, beliau ngijinin buat aku ngajak kamu refreshing gak keberatan"

Setidaknya aku tenang kini, ibu tidak mengkhawatirkan keadaanku. Mungkin Riko tidak bercerita mengenai keadaanku yang telah pingsa tapi kini lebih baik. Andai ibuku tahu aku yakin akan khawatir tentang keadaanku. Padahal aku disini hanya sebagai anak seorang art tapi aku seperti anak seorang majikan yang terhormat.

Untung bibiku tidak iri denganku karena Riko baik sama aku bukan dengan Angga.

Ah, rasanya lama aku tidak bertemu dengan Angga, semenjak insiden dulu sampai saat ini aku tidak pernah bertemu dengan Angga, aku kangen dengannya juga putri, bagaimana kabarnya putri sekarang.

"Heh, melamun aja dari tadi. Apa yang kamu pikirin?"

Aku tergagap karena disenggol Riko karena pikiranku kemana mana.

"Gimana kabarnya Angga?" gumamku lirih. Riko menatap ku kembali lalu menggeleng lemah. Riko saja mana peduli dengan keadaan Angga sekalipun dia itu kacungnya yang selalu nuruti kemauan Riko apapun itu.

"Sudah bersiap siap, kita refreshing"

"Kemana?"

"Mau. Hmmm, aku baru ingat,,," wajah Riko terlihat sumringah.

"Apa maksudmu?" Aku tidak mengerti.

"Sudah ikut saja. Ayo,,," ajaknya mulai bersiap memakai baju santai, tapi tetap saja Riko tampan serta punya pesona tersendiri.

Penjerat Mimpi 1 (TAMAT)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora