Werewolf's Secret Library

4. Music Maze

Untouchable Forest, hutan yang hening dan sepi ini ternyata memiliki beberapa akses yang  bisa mengantarkan kelompok Land menuju perpustakaan rahasia. Bahkan gua yang barusan mereka datangi belum tentu jalur utama atau jalur yang paling dekat menuju perpustakaan. Apa pun jalurnya, mereka hanya harus sampai ke perpustakaan pada akhirnya.

Mengatasi kegelapan, Rosaria merasakan napasnya dalam-dalam, dia sedang mencoba untuk berkonsentrasi sebelum mengaktifkan bakatnya. Salah satu bakat milik Rosaria adalah dia mampu mengendalikan roh-roh liar yang berterbangan di udara. Menurutnya, ada banyak sekali roh liar yang belum memiliki wujud dan hanya berupa partikel cahaya yang kecil.

Tidak lama setelah Rosaria mampu berkonsentrasi, beberapa titik cahaya mulai timbul di sekelilingnya. Titik-titik cahaya itu berterbangan mengelilingi Rosaria, seakan-akan sedang berusaha menunjukkan bahwa mereka adalah sesuatu yang hidup. Tidak hanya memberikan penerangan, roh-roh liar ini juga memberi kehangatan. Siapa pun yang saat ini berada di sekitar Rosaria akan merasa hangat.

"Ketemu!" ujar Gevanni yang baru saja menemukan lubang di bawah tumpukan bangkai kayu. Lubang itu sedikit terlihat dan tidak bisa diakses karena adanya bangkai kayu yang menghalangi. Untuk mengatasi ini, Gevanni menggunakan bakatnya dengan memunculkan beberapa kertas. Dia menyelipkan kertas itu ke bagian bawah bangkai kayu dan menyingkirkannya dari atas lubang. Gevanni mampu mengangkat bangkai kayu yang sebesar itu dengan bakat kertas miliknya.

Lubang itu tidak terlihat seperti sumur. Ada sebuah tangga yang terbuat dari tumpukan batu dan dipenuhi lumut. Anak tangga ini membawa kelompok Land ke sebuah ruangan misterius yang begitu gelap di bawah tanah. Sadar akan perannya sebagai penerang, Rosaria maju dan membuka jalan yang awalnya hanya terlihat seperti kegelapan. Diikuti oleh Kara, Gevanni, dan Fin yang menjaga bagian belakang.

Tepat setelah Fin menuruni seluruh anak tangga, kelompok Land merasakan sebuah getaran dari atas dah bawah. Membuat Rosaria panik dan menjerit, "Apa yang terjadi!"

Lubang yang mereka masuki kemudian runtuh dan satu-satunya akses untuk keluar sudah terblokir. Fin mengeceknya, dia berjalan ke arah belakang, tetapi tidak menemukan adanya anak tangga.

"Aku yakin betul kalau kita belum jauh dari tangga yang licin itu," ujarnya bingung, mengingat-ingat seberapa jauh Fin sudah berjalan dari tangga berlumut itu. Ia yakin sekali kalau belum ada lima langkah sejak dia menjauh dari tangga.

Tidak ada anak tangga yang berlumut, tidak ada reruntuhan, tidak ada lubang. Saat Rosaria menyebarkan roh-roh liar untuk menerangi lokasi, mereka sadar kalau ini adalah sebuah lorong. Lorong yang begitu panjang dengan beberapa cabang di dalamnya.

"Aku yakin, tempat ini berbeda dari tempat yang kita masuki sebelumnya," ucap Rosaria panik saat melihat dinding-dinding lorong memiliki semacam motif yang terukir. Rosaria merasa kalau saat dirinya masuk, dinding di kanan dan kiri adalah tanah yang basah dan lembap. Bukan dinding batu dengan ukiran detail seperti ini.

Kara melihat-lihat cabang lorong yang ada. Dia memasuki cabang itu karena sepertinya melihat sesuatu yang mencurigakan. Ketika Kara menjauh, Gevanni menyadarinya dan berteriak, "Tunggu, jangan asal berpencar!" Gevanni mengejar Kara dan ketika dia berbelok, cabang lorong itu adalah jalan buntu. Tidak ada Kara atau siapa pun yang terlihat di sana.

"Ke mana perginya Kara?" tanya Gevanni bingung. Dia memutuskan untuk kembali dan berpikir kalau dirinya hanya berhalusinasi. Namun, saat Gevanni kembali, cabang-cabang lorong sudah makin banyak dan yang paling parah, Fin dan Rosaria juga ikut menghilang.

"Fin? Rosa? Di mana kalian?" Gevanni mencari-cari. Menjelajahi lorong yang kosong, sepi, dan gelap. Saking gelapnya, Gevanni harus meraba-raba dinding agar bisa melangkah di tengah kegelapan yang nyata. Makin jauh dan makin dalam Gevanni berjalan, dia seperti mendengar suara yang familiar baginya.