Gumawo, Mianhae, Saranghae

25 9 0
                                    

If you try, i'll never leave. You just should to try, that's enough. Because destiny belongs to God.

.
.
.

"AKU SUDAH MELAKUKAN SEMUANYA YANG KAMU MAU. AKU BAHKAN MENYAKITINYA." Aku mengangguk, perasaan marah yang menggebu-gebu ini benar tidak bisa kutahan. "KENAPA KAMU BERKHIANAT?"

Wanita ituㅡOh Ye Rim, hanya tersenyum kecil sambil menunjukkan beberapa dokumen kepadaku.

"Kamu WNI. Bagaimana mungkin kamu melepaskannya? Kamu berbohong, Loey!"

"Fuck!"

Aku memukul tembok dengan keras sampai buku-buku tanganku berdarah. Aku masih tidak percaya dengan apa yang terjadi kepadaku hari ini.

Tuhan... Mungkinkah aku melakukan kesalahan hingga harus mengalami hal ini? Dan bertemu wanita yang lebih kejam dari iblis, aku benar-benar menyesali itu.

Ayu-ya... Maaf tidak mendengarkan kamu untuk tidak terlalu banyak minum. Maaf tidak segera mengantarkan kamu ke Rumah Sakit demi uang.

Kita pernah hidup sederhana dan begitu bahagia, seharusnya aku sudah cukup untuk mengejar pundi-pundi jika pada akhirnya, aku harus kehilangan kamu.

"Sekarang seluruh dunia menghakimi kamu."

Aku berjalan dengan cepat, mencekik leher Ye Rim ke dinding.

"Kamu yakin itu anakku?"

Ye Rim berusaha melepaskan cekalan tanganku, tetapi tidak berhasil. Aku lupa jika kekuatanku lebih kuat berkali-kali lipat. Mungkin saja, dia bisa mati jika aku tidak segera melepaskannya.

"Uhuk... Uhuk... Kamu gila, Loey!"

"Ne... That's me. Jadi jangan pernah terobsesi denganku."

"Kamu mabuk, Uhuk, uhuk... Sama. Aku juga mabuk."

"Aku tidak pernah melihat kamu sebagai Ye Rim di sana."

"I know... Kamu terus memanggil nama istri kamu. Siapa? Ayu-ya? Mianhae, kalian tetap harus berhenti. Apakah menurutmu aku pernah bersama pria lain?"

"Ne... Mari kita lahirkan anak itu. Kita bisa tes DNA setelah anak itu lahir."

Aku berbalik ketika mendengar suara itu.

Itu kamu.

"Tidak perlu menunggu sampai lahir. Usia kandungannya sudah empat minggu. Kita hanya perlu menunggu enam sampai delapan minggu lagi sudah bisa diperiksa."

Bersama Sehun, Jin Myeon, dan Kyung Sik.

Kamu berjalan ke arah Ye Rim. Menyerahkan amplop coklat kepadanya. "Seharusnya, kamu lebih berhati-hati saat mencari pesaing. Ye Rim-ah, mianhe..."

Kamu tersenyum licik, kemudian menarikku untuk pergi.

Apa yang terjadi dengan kamu?

.
.
.

"Bagaimana kalian bisa di sini?"

"Kita keluarga 'kan, Loey? Apa salahnya berbagi sedikit masalah? Jika bisa, kita akan tetap bantu. Lagipula kamu bukan bintang lagi, tidak banyak media yang menyorotmu seperti dulu."

Kamu melirik ke arahku, tetapi aku memilih diam. Menikmati cemilan oreo di sisi Sehun. Kita sudah duduk di dalam mobil. Kyung Sik menyetir dan Jin Myeon di sisinya. Sementara kamu sendirian di belakang sana.

My YoUniverse ✔Where stories live. Discover now