Plan

29 10 0
                                    

Aku memeluk selimutku, dan kamu mengusul di belakangku. Dulu kamu bilang tidak bisa tidur jika lampunya mati. Sedangkan aku tidak bisa tidur dengan lampu menyala. Oleh karena itu, kita menggunakan lampu tidur warna merah.

Tapi kamu bilang, suasana terasa seperti neraka. Lalu kita menggunakan biru tua, dan aku tidak suka. Warnanya terlalu menyala di mata. Jadi, kita sepakat untuk menggunakan warna orangeㅡsampai detik ini.

"Udah tidur?"

Kamu memelukku. Sejak tadi berisik di belakang sana.

"Belum. Aku gugup sama besok."

"Perlu aku temani?"

"Kamu istirahatkan mental kamu dulu aja. Kesehatan mental kamu lebih penting."

"Aku butuh obat tidur, tapi kalau kamu juga tidak bisa tidur, aku bakalan temenin kamu sampai tidur."

Lalu... Kita diam. Aku tidak tahu apa yang kamu pikirkan ketika memelukku. Tetapi aku membayangkan kejadian hari ini. Kamu tidak pernah diizinkan Tuhan berbohong, bahkan setelah memintaku bercerai denganmu, besok malamnya kamu tidur sambil memelukku.

"Skskskkks." Aku menahan diri supaya tidak tertawa.

"Kenapa ketawa?"

Malam semakin larut. Sehingga sepi menjadi dominasi di rumah kita.

"Enggak. Tapi lucu aja kemarin kamu bilang mau kita cerai, sekarang peluk aku kenceng gini."

"Hahahahahahha.." Kamu juga terkekeh. "Mianhae... Neomu saranghae... Kenapa kamu kepikiran nelepon mereka?"

"Aku nggak kenal sama temen-temen kamu yang diluar grup. Sekalipun aku minta tolong mereka, mereka belum tentu bantu karena aku bukan siapa-siapa bagi mereka. Tapi kalau Peter Pan, setidaknya aku Tinkerbell mereka."

"Dan Wendy-ku."

"Iya suka-suka kamu. Aku masih kesel kalau inget kejadian tadi. Bisa-bisanya kamu lepasin aku tanpa berjuang dulu. Padahal aku nggak bakal marah kalau tahu lebih dulu."

"Kenapa?"

"Soalnya yang suka suamiku emang banyak. Jadi aku harus siap-siap perang sama orang lain dan enggak boleh gampang percaya. Ya... Belajar dari pengalaman aja. Kayaknya kamu sering difitnah orang, kalau langsung aku tinggalin kasian. Agak sus juga selama ini kita mesra-mesraan tapi tiba-tiba kamu pulang sambil nangis dan stress berkepanjangan. Orang selingkuh nggak pernah nyesel. Karena mereka melakukan itu secara sadar."

"Mmh..." kamu mengangguk, gigimu bergelatuk di telingaku. Sehingga aku marah.

"Ish... Gigimu diem, dong."

"Emang gigi bisa berisik?"

"Arghh..." Aku mengerang kesal, tetapi tawamu benar-benar menenangkan.

"Aku dulu juga insomnia parah sejak ditinggalkan mantan aku. Aku nonton dracin, gosip di Twitter, dan main games asah otak. Wanna try? Kita sama-sama nggak suka belajar 'kan? Jadi kita harus belajar supaya cepat mengantuk dan tidur."

"Biasanya aku nonton... Tapi kalau di dorm, nggak mungkin 'kan aku nonton, jadinya aku butuh obat tidur. Nggak enak sih, kalau bangun suka kaget. Tapi mau gimana lagi?"

Aku berbalik, membuat kita jadi saling berhadapan. "Jadi, mau nonton?"

Kamu menggeleng, kemudian menatap lama mataku. "Sehun kemarin... Apa kamu benar-benar akan mempertimbangkannya?"

"Aniyo!" Aku terkekeh. "Jokes, Kak Loey! Jokes. Itu motor vespa kamu joks!"

"Lalu, apa yang waktu itu kamu berikan pada Ye Rim?"

My YoUniverse ✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora