Bab 21

128 102 202
                                    

- D -

Delisa menghela nafas dengan lega saat ia berhasil mengejar pak guru dan mengumpulkan ujiannya, begitu pula dengan Akram. Mereka sama-sama menghela nafas lega.

"Apa kau tidak belajar?" tanya Caca pada Delisa

"Bukannya aku tidak belajar. Pertanyaannya itu diluar dugaan ku"

"Lalu, apa pak guru harus mengerti kau dan memasukkan pertanyaan yang kau inginkan?" balas Akram yang mendengar pembicaraan mereka

"Urus saja urusan mu"

"Setelah ini, bersiaplah untuk mentraktir ku" lirih Akram menyeringai

"Traktir?" Caca menatap mereka dengan bingung

"Lisaa"

Di luar kelas, Niko dan Oskar datang menghampiri Delisa. Dan lagi, Akram menatap Niko dengan kesal.

"Bagaimana ujiannya?" tanya Niko kepada Delisa

"Sangat menyusahkan. Pertanyaannya aneh"

Niko yang mendengarnya hanya tertawa menimpali perkataan Delisa.

"Ayo ke kantin" ajak Niko kepada Delisa

"Baiklah. Kalian mau ikut?" ajak Delisa kepada Caca dan Bianca

Caca memandang Oskar yang sedari tadi berdiri dibelakang Niko. Dengan cepat ia menggeleng menolak ajakan Delisa. Bagaimana pun juga Caca tak ingin berhubungan dengan pria dingin itu. Begitu juga dengan Bianca, ia menolak ajakan tersebut dan melirik Akram sekilas.

"Baiklah kalau begitu. Ayo" ajak Delisa kepada Akram dan Oskar

Bianca menatap Akram lagi. Kali ini Akram menggepalkan tangannya menahan emosi yang terus menyelimuti dirinya. Bianca menggelengkan kepalanya. Menurutnya Akram itu aneh. Jika ia benar-benar menyukai Delisa, kenapa anak itu tak mengejarnya? Kenapa malah membiarkan Delisa pergi begitu saja dengan Niko?

Lalu tatapannya beralih kepada Caca. Sama seperti tadi, Caca menatap jendela dengan lesu. Bianca mengerti maksud tatapan itu. Jika ia menjadi Caca, mungkin dia akan melakukan hal yang sama.

Sebuah rencana terlintas dikepalanya. Ia tak tega melihat Caca seperti itu, dengan segera ia melangkahkan kakinya mencari keberadaan Sakha.

***

- B -

"Awass"

Benar seperti yang Bianca duga, Sakha tengah bermain bola dilapangan. Ia hanya memperhatikannya dari jauh, menunggu Sakha selesai bermain.

"Ahh sial!" kesal Sakha saat tendangannya tak masuk kedalam gawang

Dan saat Sakha hendak kembali ke posisinya, ia melihat Bianca yang tengah menatapnya dipinggir sana. Melihat itu, senyuman manis langsung terbentuk mnghiasi wajahnya. Dengan segera Sakha langsung menghentikan permainannya, dan menyuruh salah satu temannya untuk menggantikannya.

"Ada apa? kenapa kau kesini?" tanya Sakha dengan senang hati

"Ada yang ingin ku bicarakan" lirih Bianca dengan cetus

"Tumben sekali. Ada apa?"

"Jangan disini" lirih Bianca berusaha untuk menatap Sakha. "Jangan disini. hanya kita berdua"

***

"Kau harus berhanti mengejar ku"

"Oh, jadi aku ditolak?"

Bianca terdiam sejenak, mengumpulkan semua keberaniannya. Saat ini ia masih tak berani menatap Sakha secara langsung. Sedang Sakha sedari tadi menatapnya dengan lembut.

Cinta ABCD [ON GOING]Where stories live. Discover now