10. Ziarah

292 23 10
                                    


Semoga pas baca chapter ini kalian gak nangis yaa? Jangan jadi kayak gue. Gue cengeng banget nulis chapter ini. Ini chapter pertama di Ryshaka yang bikin gue nangis pas nulisnya.

Happy reading!!

Enjoy!


— R Y S H A K A —



"PAPA!! MAMAA!!" Sabtu pagi yang cerah pasti selalu saja di isi dengan kebisingan keluarga Eyando.

"MAMAAA!! MAAAA!! PAPAAAA!!!" Shaka semakin berteriak kesetanan ketika tidak menemukan keberadaan kedua orang tuanya.

Laki-laki itu berdecak. Matanya menjelajahi setiap sudut rumah, namun tidak menemukan keberadaan pasangan suami istri tersebut.

Shaka membuka kulkas di dapur dan matanya langsung dimanjakan dengan berbagai macam jajan, minuman, puding, semuanya berjejer rapi disana.

Laki-laki itu mengambil sebuah cup berisi puding stroberi. Ia mengambil sendok. Namun ketika puding tersebut hendak masuk ke mulutnya, sebuah tangan menyambar benda tersebut dengan cepat membuat Shaka terkejut bukan main.

"JANGAN MAKAN INII!! INI PUNYA PAPAA!!"

Clarysa berteriak kencang membuat telinga Shaka langsung berdenging. Ia mengambil puding tersebut lalu kembali memasukkannya kedalam kulkas.

"Cuma dikit, Ma. Masih banyak di dalem." Protes laki-laki itu tidak terima. Entah kenapa Mamanya ini sifatnya berubah 180 derajat dengan kondisinya sebelum hamil. Wanita ini menjadi lebih julid daripada dulu.

"Enggak boleh!" Ucap Clarysa tegas sambil berkacak pinggang. Ia melotot tajam kearah Shaka dengan wajah garang. "Mendingan sekarang kamu beliin Mama lemon cake. Mama pengen banget, serius."

"Kan biasanya yang nurutin gituan Papa, Ma."

"Papa kamu masih tidur. Semalem pulang jam tiga dari luar kota. Masih capek. Kasihan." Jelas Clarysa sambil menatap putranya.

"Pulang jam tiga? Kok aku gak tau?"

"Makanya jangan ngebo mulu jadi anak." Celetuk Revan memasuki dapur dengan piyama couple dengan yang dikenakan Clarysa dengan warna hitam.

Shaka cemberut malas. Ia mengambil sebotol coca colla lalu meneguknya dengan santai setelah itu bersendawa dengan keras.

"Argkk!!"

"Bocah edan!!" Sahut Revan sambil menempeleng kepala Shaka hingga kepalanya ikut tertoyor kebelakang. "Gak ada sopan santunnya sama orang tua."

Shaka tertawa kencang sambil memegang perutnya. Revan menghela nafasnya malas lalu bersidekap dada.

"Main sana. Tumben dirumah aja kamu."

Kedua mata Shaka langsung berbinar terang. "Boleh, Pa?"

Revan mengeringkan matanya. Sedangkan Clarysa berkacak pinggang malas. "Biasanya kamu kalo weekend nginep di rumah temen kenapa sekarang enggak?"

"Yaa, Shaka pengen di rumah aja semalem. Teman Shaka itu punya gebetan semuaa. Sedangkan Mike—"

"Abang!" Sahut Clarysa cepat mengoreksi panggilan Shaka.

"Owh, iya. Bang Mike juga lagi ada acara keluarga di rumah neneknya. Jadinya aku gak bisa main kesana." Lanjutnya.

Revan mengeluarkan sebuah kartu dari dompetnya. Ia memberikan kartu kecil itu kepada Shaka membuat laki-laki itu melongo.

R Y S H A K A [ENDING]Where stories live. Discover now