Chapter 5

242 45 22
                                    

Cars mengabaikan kata-kata Alfred dengan berjalan ke meja kerjanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cars mengabaikan kata-kata Alfred dengan berjalan ke meja kerjanya. Menaruh cangkir kopi yang isinya sama sekali belum dicecap. Dia mendudukan diri di salah satu kursi dengan pemandangan belakang gedung-gedung pencakar langit yang dapat terlihat dari jendela.

"Ada apa?"

Alfred mengambil tempat duduknya. Menyodorkan tumpukan kertas pada Cars. "Ini berkas-berkas yang masuk ke stasiun televisi kita. Semuanya tentang variety show terbaru yang akan di tayangkan. Kau bisa meninjaunya terlebih dahulu. Tapi Cars, ini hanya usulku. Karena ini menjadi chapter awal, kuharap bintang tamu yang kau pilih harus luar biasa."

Cars berdecak. Mengembalikan konsentrasi kerjanya setelah terbagi dengan pikiran lain. Dia menarik nafas panjang lantas menyalakan sebuah televisi daripada membaca tumpukan kertas yang Alfred sodorkan. Dia sangat malas sejujurnya datang ke kantor ini tetapi Alfred selalu meracau akan resign jika dalam satu Minggu tidak ada satu hari pun kunjungan darinya. Iya, Cars hanya menyempatkan diri untuk mampir ke salah satu stasiun televisi miliknya mungkin tiga kali dalam sebulan. Dan hal itu selalu membuat Alfred yang mengambil alih semua pekerjaannya sebagai pemilik mengeluhkan sikap Cars.

"Sial." Alfred mengumpat, "kalau begini biar aku saja yang mengurusnya." Dia bersiap menarik kembali tumpukan kertas di depan Cars namun tangannya tercekal.

"Aku akan berpartisipasi jika kau dapat mengundangnya." Tutur Cars mengendikan dagu ke arah televisi yang menayangkan berita seorang model ternama tengah di tuntut ganti rugi besar-besaran karena telah memutuskan kerjasama dengan beberapa perusahaan.

"Calysta Finn? Apa kau tidak tahu berita yang beredar pagi tadi? Dia melakukan kekerasan terhadap Marie Scott rekan sesama modelnya. Kupikir karirnya akan tamat. Marie menuntutnya atas tindak kekerasan. Berita yang beredar Callie tidak terima karena Marie berpacaran dengan Edward, pria yang dia sukai. Aku tidak habis pikir kedua model ini memperebutkan sutradara yang karyanya saja sangat flop. Kau tahu, film yang Edward rilis tahun kemarin saja tidak masuk dalam box office. Kalau aku menjadi salah satu dari kedua wanita itu, sudah kupastikan untuk mencoret Edward dari daftar pria yang ingin kukencani." Alfred menundukan diri hanya untuk berbisik pada Cars. "Dan yang aku dengar, Edward sedang mencari sponsor dari para kalangan atas. Kau tahu yang sedang populer di sana, mereka wanita yang berusia lima puluh tahun ke atas mengadakan sebuah arisan dengan piala seorang pria. Nama Edward masuk ke dalam salah satu piala bergilir mereka."

Cars memberikan tatapan tajam pada Alfred, dia malas berkomentar. Sejujurnya Cars tidak peduli akan latar belakang Edward. Hanya saja pertemuannya kembali dengan Calysta membuat sesuatu dalam dirinya terasa aneh. Mungkin karena rasa bersalah di masalau? Entahlah dia tidak dapat menjelaskan. Kalau saja malam itu Asher tidak menghubunginya, Calysta pasti akan tetap menjadi satu nama yang tidak pernah lagi bibirnya ucapkan.

Malam itu Cars sedang menemui kenalannya yang merupakan seorang tentara di Berlin. Karena ada suatu urusan yang harus dia bicarakan, Cars rela terbang untuk menemuinya.

Calysta FinnWhere stories live. Discover now