5

6.3K 826 51
                                    

"Boss, Father___"

"aku tak peduli" ujar Alvaro cepat, ia bahkan tak menoleh sedikitpun pada Leo

"ta_tapi ini sangat penting" ujar Leo yang gugup bahkan suaranya mengecil diakhir kalimat, tentu saja bagaimana bisa ia masih waras jika mendapat tekanan di dua sisi yang sama sama tak ada mendingnya

Alvaro berdecak sinis
"jangan bodoh Leo, kau sangat tau jika pria itu menghubungiku hanya untuk alasan konyol itu" sarkasnya yang membuat Leo membungkam

"maafkan aku boss" ujar Leo yang diabaikan oleh Varo

"lagi pula kenapa juga pria kolot itu masih percaya tradisi keluarga di zaman modern begini?" gumam Alvaro yang melengos begitu saja menuju kearah pintu dan pergi keluar meninggalkan Leo yang sudah sangat terbiasa akan tingkah boss nya itu.

sedangkan dilain tempat, Lisa memakai penyamaran lengkap bahkan rambutnya tergulung rapi di bucket hat yang ia kenakan. Gadis itu sengaja turun agak jauh agar bisa menikmati suasana malam yang jarang sekali bisa ia rasakam. Takut? tentu tidak, Lisa sudah terlalu terbiasa pergi sendirian dan lagi pula ia juga bisa boxing sebagai pertahanan dirinya.

Ia mendengus,kemudian memasukan ponselnya ketika melihat banyaknya notif dari Jin sang mantan kekasih namun dering telfon terdengar membuat Lisa kembali mengulurkan niatnya, melihat nama Jungkook yang membuat Lisa dengan malas mengangkat telfonya

"eum, waeyo jung?" tanya Lisa ketika Jungkook langsung memanggil namanya

"kenapa pesan dan telfon hyung ku tak kau respon? astaga telingaku sampai pengang rasanya lisayaaaa" keluh Jungkook disebrang sana

"kau paati tau jika kami sudah berakhir" balas Lisa pelan, matanya menatap kendaraan yang berlalu lalang.

"nan arra! tapi Lisayaa bisakah kau lembut sedikit? setidaknya respon saja pesannya.. aku sangat pusing tau, Jin hyung bahkan memarahi kami semua hanya karna moodnya yang berantakan. dia bahkan menjadi kurus karna tak makan dan tidur ,astagaaa eottokhaeee hyung ku yang malangg dia benar benar kacau tau" ujar Jungkook yang penuh dengan penghayatan

"Jungkook-ah" panggil Lisa

"eung.. wae lisaya?kau akan kemari?"tanya Jungkook bersemangat

"anni, tolong loud speaker saja ponselmu" ucap Lisa

"sudah" balas polos jungkook

"Oppa kau disana kan?" ucap Lisa yang membuat suara di sebrang sana hening, tentu saja membuat Jungkook terdiam karna benar saja Seokjin berada tepat di sisi Jungkook untuk menelfon Lisa

"a~aniyo... aku sendirian kok disini ,jjinjjayooo" yakin Jungkook

"Kau pasti mendengarku kan? Oppa mianhae, aku_____ aku benar benar lelah. Rasanya aku tak sanggup lagi selalu menerima tuduhanmu yang terlalu berlebihan,aku tak sanggup lagi mendapat ucapan yang menyakitkan saat kau cemburu. Oppa, aku tau kau memang menyayangiku tapi ini

rasanya begitu salah, aku bahkan menjauhi seluruh teman lelakiku karna kau tapi kenapa aku selalu disalahkan?kau bahkan mengumpatiku dan mengatakan aku jalang karna kecemburuanmu yang tak masuk akal ketika kau sendiri tak men
jaga jarak dari teman wanitamu,kau tau? rasanya terlalu sakit Oppa"

"anniyo! lisaya, Oppa___"

"Oppa jebal, hidupku sudah terlalu berat namun oppa membebaniku banyak hal untuk menjadi kekasih idaman yang kau inginkan tanpa memikirkan perasaanku, kau selalu menuntutku akan banyak hal tapi kau tak bisa memenuhi permintaanku meski hanya untuk mengertiku.. Oppa,, kau sungguh egois dan itu menyakitiku" ujar Lisa dengan suara yang tercekat, matanya sudah memanas ketika mengingat hubungan yang sudah tak lagi baik untuk dirinya

Mr.R  (End)Where stories live. Discover now