61

3.1K 554 92
                                    

Leo menunggu dengan tak tenang, apalagi ketika gebrakan pintu terbuka dengan wajah Varo yang benar benar kalut

"SERET BAJINGAN JHON APAPUN CARANYA SEKARANG!!" Teriak Varo meluapkan perasaannya, ia tak peduli bahkan ketika Leo melihat air matanya mengalir.

Leo mengangguk, langsung berlari tanpa basa basi menuju salah satu lantai dikhususkan untuk keluarga Rothschild, Membawa beberapa boddyguard kepercayaan Varo untuk membantunya. Ia bahkan membawa pistol untuk berjaga jaga, karna tentu mereka tau TUAN nya siapa.

Leo menggebrak pintu dengan acungan pistol yang tentu membuat para penjaga yang berjaga di dalam melakukan hal yang sama. Mata leo menatap lurus pada Jhon yang sayangnya tak sendiri, lelaki itu bersama Bennedict dan Anne bahkan  Buyut Wanita juga terduduk seraya menatapnya dengan santai melihat sebuah layar yang sudah dipastikan CCTV dimana merupakan ruangan Marco dan Varo berada

"Tak perlu membuat keributan, aku bisa berjalan sendiri" ujar Jhon melangkah melewati Leo

Sedangkan Leo langsung mengikuti nya dengan acungan pistol penuh kewaspadaan

Jhon datang, dirinya disambut langsung oleh Varo yang nyatanya tak bergeming dari pintu menunggunya. Varo tak mengatakan apapun, raut wajahnya begitu gelap benar benar mengeluarkan aura yang sangat mengerikan menatap tajam sang Ayah yang melenggang masuk begitu tenang.

"Brengsek!"

Jhon tersungkur ketika Varo menendang lelaki itu dan memukulnya bertubi tubi hingga para boddyguard Jhon langsung memusatkan pistol padanya. Tentu Leo tak tinggal diam ,lelaki itu langsung  berdiri tepat pada moncong pistol dan menodongkan hal yang sama.

Varo berteriak, memukul ayahnya dengan brutal hingga ia lupa jika Marco melihatnya dengan shock atas apa yang ia lakukan .Jhon tak tinggal diam, lelaki itu membalas pukulan Varo

"Bajingan sialan!!" pekik Varo yang terus memukul ayahnya hingga Jhon terbatuk darah

"KENAPA KAU SELALU MENGHANCURKANKU BAJINGAN?!! AYAH MACAM APA YANG MEMBUAT ANAKNYA SEKARAT UNTUK KESEKIAN KALINYA!!" Pekik Varo seraya menghempaskan tubuh Jhon dengan kalap, emosinya benar benar diluar batas hingga urat urat pun menggeras memperlihatkan betapa marahnya Varo.

Langkahnya benar benar tak ragu untuk terus menghajar sang ayah tanpa henti penuh dendam! hingga Jhon tak punya kesempatan untuk membalas bahkan hanya mengangkat tangannya saja ia tak punya waktu

"Keluarga macam apa yang tak membiarkan anaknya bahagia?!" Pekik Varo menatap tajam sang ayah dihadapannya dengan air mata yang mengalir

Varo memukul wajah ayahnya sekali lagi, lalu memegang kuat kerah Jhon dengan tangan yang bergetar memperlihatkan seberapa besar emosi yang ia tahan hingga tak terkendali.

"apa yang ingin kau lihat? katakan APA YANG INGIN KAU LIHAT SIALAN! aku sudah hancur berkali kali bahkan mati ,mau sesakit apa kalian melihatku?!!!" marahnya dengan air yang mengalir tangannya bahkan menghempaskan sang ayah dan memukul vas besar didekatnya hingga pecah dan melukai tangannya. Menghancurkan segala benda dan kaca yang ia tonjok penuh tenaga. Ruangan ini sungguh kacau

Bahkan para boddyguard yang ingin menghentikannyapun tak terhindar dari amukan Varo yang membabi buta, memukul siapa saja yang menghalangi tanpa pandang bulu

"kenapa tak bisa membiarkanku hidup bahagia?!! DOSA APA YANG AKU LAKUKAN HINGGA KALIAN MENYIKSAKU SAMPAI AKU BENAR BENAR MUAK UNTUK HIDUP!!"

Varo menangis, lelaki itu tak bisa menahan emosinya lagi didepan ayahnya sendiri. Ia lelah, sungguh ia lelah.

"kenapa tak bisa membiarkanku bahagia sekali saja?

Lisa adalah kebahagianku, dia satu satunya alasanku bertahan kenapa kalian mengambil jiwaku lagi?" Lirih Varo menatap Jhon dengan hancur

"ambil

ambil semua harta itu asal jangan mengganggu hidup Lisaku dan keluarganya, aku bahkan menyerahkan secara cuma cuma apa itu kurang? harus apa lagi yang aku lakukan agar kalian percaya jika aku benar benar muak berhubungan dengan kalian? "

Wajah Varo berubah, namun tatapan tajamnya tak pernah lepas dari Jhon

"apa aku hatus mati?"

"VARO!!!"

"Apa yang kau katakan nak! sadarlah!!" pekik Anne yang langsung memeluk Varo. Varo tak menggubris,ia bahkan melelepaskan pelukan ibunya dengan kasar dan berjalan penuh kerapuhan menuju Marco yang sedari tadi terdiam.

Bruk

Varo berlutut, kepalanya mendongak menatap ayah Lisa dengan segala emosi yang dirasakannya.

"Dad" panggil Varo pada Marco

"aku yatim piatu, aku tak punya keluarga" ujar Varo seraya menangis

" Ayah, apa yang dikatakan Varo ayah!tidak nak, kau masih punya mom!" pekik Anne seraya menangis, memberontak  dari cekalan boddyguard suruhan Bennedict

"mereka bukan keluargaku, aku hanya yatim piatu yang ingin bahagia.

Tolong biarkan aku bersama Lisa Dad kumohon " tangis pilu Varo

Anne menjerit lalu ambruk dan menangis, rasanya benar benar sakit apalagi setelah kejadian kemarin yang membuatnya benar benar sadar. Ibu Varo itu merangkak bahkan menepis uliran tangan para Boddyguard untuk sampai pada Buyut Wanita.

"Nenek kumohon, biarkan Varo bahagia. anakku, anakku bahkan  menginginkan mati! Varo ku! Varo ku bahkan ingin mati! " Pekik Anne seraya berlutut dan menangis histeris pada kaki Buyut Wanita.

Anne langsung melirik suaminya, bangkit dengan cepat dan menghampiri Jhon seraya memukulinya , Jhon bahkan sampai menitikan air mata karena dadanya sesak seperti dihunus pedang yang sangat tajam

"Jhon sialan! Bangkit dan bersujudlah disana! Minta ampunanmu untuk katakata busuk yang kau katakan! CEPAT BAJINGAN!!!  Varoku menangis___gara garakau dia ingin mati!!!!! kenapa kalian diam saja?!!!!"

Marco hanya terdiam dengan air mata yang mengalir,sungguh keadaan benar benar kacau penuh tangisan dan hatinya benar benar sakit. Hati orang tua mana yang tak hancur saat mendengarkan kalimat ingin mati dari seorang anak?

Sebuah robekan kertas mengiringi tangisan Varo dan Anne disana. Bennedict melangkah penuh percaya diri dengan tongkat yang dipegangnya menuju Varo.

"Alvaro D'Rothschild "  suara Bennedict terdengar

"tatap aku jika kau pria"

Varo menoleh, menatap sang kakek dengan tatapan yang penuh kehancuran dan tangisan pilu

"berdiri" sergahnya yang mampu membuat Varo dengan tenaga yang tersisa berdiri

Bennedict menatap cucunya dengan dalam. Ia jelas melihat betapa kacaunya  bahkan saat cucunya  lepas kendali dengan membludak tak tertahan bahkan Jhon sekalipun tak bisa menahannya karna Varo

telah melampaui batasnya

"kau mencintai Lisa?"

"sangat" balas Varo dengan keteguhan yang kembali menghampiri dirinya.

"lebih dari keluargamu sendiri?" tanya Bennedict yang sontak membuat Varo mengepalkan tangannya.

"lebih dari apapun"

Bennedict terdiam, ia tak melihat keraguan bahkan kegamangan dari kalimat Varo, Lelaki itu menghela nafas lalu menoleh pada Marco.

"aku merestui"

Varo ambruk seketika, tangisnya semakin meraung karena hatinya benar benar lega hingga Bennedict yang tak mampu melihatnya pun langsung berbalik dan melangkah pergi diikuti Buyut Wanita.

"Dad, aku mendapatkannya"

"aku mendapatkannya

jadi tolong, jangan pisahkan aku dengan lisa,kumohon"

Marco berlutut,nyatanya kelegaan Varo benar benar menyentuh hatinya hingga tangan lelaki paruh baya itu mengelus bahu Varo menenangkannya tanpa berucap apapun selain

"ya, kau mendapatkannya nak"



Mr.R  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang