5.

800 32 9
                                    

Samara merasa kehilangan dua benda miliknya, yang pertama lingerie berwarna hitam kesukaannya dan juga sepasang pakaian dalam warna merah favoritnya.

"Apa masih kotor ya?" gumamnya seraya mengingat-ingat.

Tapi perasaan kemarin itu udah dicuci deh. batinnya mulai ingat.

"Kalau memang udah dicuci, kenapa gak ada ya?" gumamnya lagi merasa heran.

Dan untuk lingerie hitamnya, rasanya sudah cukup lama dia tidak pakai itu. Tapi, kenapa benda itu juga tidak ada?

Hmm, apa mungkin ada yang sengaja mengambilnya ya? Kalaupun iya, tapi siapa? batinnya mulai bertanya-tanya.

Gak mungkin kakaknya, karena kakaknya itu kalau mau pinjam satu barang aja pasti nanya dulu.

"Cari ini ya?" terdengar seruan suara seseorang bertanya.

Samara mengenali suara itu, dia berbalik badan dan syok melihat tangan Danish yang pegang barang-barang miliknya.

"Kenapa bisa itu ada di kamu?" tanya Samara panik dan segera ingin merebut benda-benda itu dari tangan Danish.

"Aku sengaja mengambilnya secara diam-diam."

"Apa?!"

"Ssstt! Tak perlu berteriak dan syok gitu dong Tan."

"Bagaimana aku tidak syok? Kamu sudah bertindak kurang ajar dengan mencuri barang-barang milikku. Parahnya barang-barang seperti ini pula yang kamu curi."

"Mencuri?" ulang Danish seakan tak suka dengan kata itu. "Kalau aku curi tidak akan aku kembalikan lagi dan langsung ku jual. Tapi, aku justru mengembalikannya padamu lagi. Itu artinya aku hanya pinjam."

"Pinjam?" Samara terkekeh geli mendengarnya. "Maksudnya kamu pakai barang-barang ini gitu?"

"Ya enggaklah, aku pinjam untuk aku nikmati."

Apa? Nikmati? batin Samara merinding mendengarnya. Menikmati yang bagaimana sih maksudnya?

"Maksudnya?"

"Ya, aku hirup aroma wangi benda-benda itu."

"Gila!" umpat Samara yang entah sudah berapa kali mengatai Danish gila.

Danish sendiri seperti tak masalah dikatain gila, ia bahkan tambah gila lagi saat malah meminta benda-benda itu yang kotor.

Katanya, kalau yang masih kotor aroma Samara begitu kental dan terasa sekali menempel.

Mendengar itu Samara benar-benar kesal, Danish sungguh sangat keterlaluan!

"Aku ini Tantemu, bukan wanita yang bisa kamu ajak main cinta-cintaan." tukas Samara bermaksud menyadarkan Danish. "Sangat dilarang sekali bagi kita untuk goda-godaan, apalagi sampai cinta."

"Tidak, kita bisa kok." sahut Danish santai.

Samara terkejut mendengarnya, kenapa bisa Danish bicara begitu? Apa jangan-jangan dia sudah tau fakta yang sebenarnya tentang dirinya?

Samara terdiam namun fokus matanya lekat menatap Danish yang juga menatapnya.

"Kita bisa menjalin cinta Samara, karena kamu bukanlah adik kandung Mamaku."

Samara tak kuasa untuk tetap tenang, ia menampilkan ekspresi terkejut luar biasa. Darimana Danish tau tentang fakta ini?

"Kenapa? Terkejut?"

"B-bagaimana bisa kamu—"

"Aku tau Samara, aku sudah tau sejak aku masih memakai seragam putih abu-abu." sela Danish menjelaskan dengan jujur.

SAMARAWhere stories live. Discover now