7.

603 34 4
                                    

Setelah tak mendapatkan jawaban yang dia inginkan, Danish bertekad untuk membuat Samara merasa menyesal karena lebih mempertahankan kebohongannya.

Lihat saja! Danish akan membuatnya selalu gelisah, marah dan juga menyesal.

Danish mencoba untuk tetap tenang saat mereka semua berkumpul di ruang makan. Menikmati hidangan makanannya setenang mungkin.

"Tambah lagi makanannya sayang?" tawar mamanya. Danish menggelengkan kepalanya dan beralasan sudah kenyang.

Selesai makan Danish segera minum air mineral dan mengelap mulutnya dengan tisu.

"Aku pamit pergi ya." ucap Danish.

"Loh, mau kemana sepagi ini nak?"

"Ada janji ketemuan dengan seseorang."

"Seseorang siapa?"

"Ada deh." tukas Danish sengaja membuatnya terkesan misterius. Ia mengedipkan sebelah matanya dan segera beranjak pergi tanpa melihat sedikitpun ke arah Samara yang justru sedari tadi tak bisa mengalihkan pandangan ke arahnya.

Kenapa Samara merasa sedih karena keberadaannya yang tak dianggap Danish? Bukankah seharusnya Samara merasa senang? Kan, ini yang Samara inginkan.

Sabar Samara, sabar!

"Kalau begitu, aku juga pamit pergi ya." ucap Samara berpamitan.

"Loh, Sam. Kamu pergi sendiri dong?"

"Iya, tidak apa-apa." tersenyum kemudian beranjak keluar rumah.

Samara terkejut saat mendapati sosok Danish yang berdiri di samping mobil. Memakai kacamata yang entah kenapa menguarkan aura seksi dimata Samara.

Dalam hatinya Samara bertanya-tanya. Kemana Danish hendak pergi sepagi ini? Dan dengan siapa Danish akan melakukan janji ketemuan? Apakah seorang pria atau wanita?

Ah, sial! Kenapa Samara harus pusing memikirkannya? Seharusnya dia biarkan saja, tak usah ambil pusing memikirkan urusan Danish.

"Ayo pergi!" ajak Danish terlihat bersemangat.

Semangat karena ingin mengantarkan Samara atau karena sebentar lagi akan ketemuan dengan seseorang itu?

Danish bersikap biasa saja, santai seolah tak pernah terjadi apa-apa diantara mereka. Dan sepertinya Danish telah melupakan hal semalam. pikir Samara.

"Kenapa pakai kacamata?" Samara memberanikan diri bertanya. Ia sangat penasaran sekali.

"Kenapa? Lucu ya?" Samara menggelengkan kepalanya. "Tambah tampan?" Samara kembali menggelengkan kepalanya.

"Terus apa kalau gak ganteng dan lucu?"

"Ya tidak ada, aku hanya bertanya kenapa pakai kacamata?"

"Hanya ingin saja." tukas Danish singkat. Setelah itu tak ada lagi obrolan diantara mereka hingga sampai ke tempat tujuan.

Mengucapkan terima kasih pada Danish, Samara kemudian keluar dari mobilnya.

Danish terdiam cukup lama, kemudian kembali pergi mengendarai mobilnya.

Janji ketemuan? Huh, sebenarnya itu hanya sebuah keterpaksaan saja. Alasan yang sengaja ia lakukan untuk membuat Samara merasa kesal dan juga cemburu. Tapi, kenapa tadi Samara bersikap biasa saja? Apakah memang wanita itu benar-benar tak ada menaruh perasaan sedikitpun padanya? Ah, tapi rasanya tidak mungkin.

Samara tak fokus bekerja saat Danish mengirimkan sebuah foto padanya. Menggeram marah karena Danish mengirimkan foto kemesraan dirinya dengan seorang wanita.

SAMARAWhere stories live. Discover now