06. Pulang bersama calon jodoh

14 3 0
                                    

SEBELUM MEMBACA SILAHKAN TEKAN ⭐
JANGAN LUPA 💬 DI SETIAP PART YA.
HAPPY READING KAUM REBAHAN𓀐

𓅰 𓅰 𓅰

Sepanjang perjalanan pulang Livy hanya diam, pikirannya melayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepanjang perjalanan pulang Livy hanya diam, pikirannya melayang. Sambil menopang dagu dengan tangan yang siku nya ditumpukan ditepi kaca jendela. Livy menatap kosong kearah luar.

Apakah keputusannya menerima perjodohan ini sudah tepat? Dan apakah, Livy benar-benar sudah siap untuk menikah dengan orang asing?

Gadis itu melirik kearah samping, tepat kearah Alka yang tengah memejamkan mata dengan kedua tangan terlipat diatas perut.

Jika diteliti Alka tidak lah buruk, malah parasnya tidaklah kalah dengan boyband Korea. Bisa dibilang parasnya tidak bosan untuk terus ditatap, terlebih saat tidur seperti itu, Alka terlihat polos nan menggemaskan seperti anak kecil.

Livy menggelengkan kepalanya, memukul tempurung kepala yang menampung otak yang akan selalu gila jika menyangkut cogan. Jika Alka tau Livy baru saja memuji paras nya pemuda itu pasti akan makin besar kepala.

"EH!?" Livy terkejut saat kepala Alka oleng dan jatuh tepat dipundaknya, gadis itu melotot saat telinganya mendengar dengkuran halus Alka. Napasnya yang teratur menerpa pundak Livy membuatnya merinding.

Baru Livy berniat untuk mendorong Alka namun diurungkan saat bibir Alka menyebutkan satu nama....

"Livy."

Wajah Livy memerah karena Alka menyebut namanya saat pemuda itu tertidur.

Selain menyebalkan Alka juga sangat tidak baik untuk kesehatan jantung Livy yang mulai menggila tanpa sebab.

***

Mereka sampai di rumah milik Om Sam saat Ashar. Mata Livy membulat tak menyangka jika di rumah Om Sam akan ada banyak anak kecil yang menunggu di depan.

Alka memegang handle kopernya setelah membayar uang kepada sopir taksi, pemuda itu menarik bibirnya untuk tersenyum. Lebih lebar saat tersenyum kepada Livy.

"Zheng Yuan." Om Sam membentangkan kedua tangannya dengan mata berkaca-kaca. Alka berjalan cepat melupakan kopernya disamping Livy, Alka balas memeluk Om Sam erat, lalu memeluk Tante Yiren yang menangis bahagia.

"Alka rindu."

"Mama lebih rindu."

Livy tersenyum, ia ikut senang dalam suasana haru yang dirasakan oleh keluarga Om Sam. Gadis itu menghampiri Mama dan Papa nya yang ada di sana yang disambut dengan pelukan oleh kedua orang tuanya itu.

"Ini, kalian berbagi dengan teman-teman kalian yang lain ya." Om Sam mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu rupiah. Anak-anak kecil yang tadinya berkumpul di sana tersenyum riang mendapatkan rejeki, mengucapkan terimakasih mereka satu persatu pergi dari sana setelah mencium tangan para orang tua.

Bitterlove Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang