10. Seatap

14 3 0
                                    

SEBELUM MEMBACA SILAHKAN TEKAN ⭐
JANGAN LUPA 💬 DI SETIAP PART YA.
HAPPY READING KAUM REBAHAN𓀐

𓅰 𓅰 𓅰

Livy menenggelamkan wajahnya diantara tumpuan kaki yang dia peluk, wajahnya memerah sampai ke telinga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Livy menenggelamkan wajahnya diantara tumpuan kaki yang dia peluk, wajahnya memerah sampai ke telinga.

Alka benar-benar keterlaluan, bagaimana bisa pria itu mandi tanpa mengunci pintunya ditambah dengan keadaannya tanpa mengenakan kain apapun. Dan apa yang baru saja Livy lihat tadi?

"Astaga! Astaga! Mata gua, ternodai!"

Livy menangkup wajah nya yang panas, lalu beralih ke dadanya yang berdegup dengan kencang. Gadis itu menelan ludah, saat ia kembali mengingat tubuh polos Alka. Kulitnya putih, bahu lebar, lalu....

"Nggak, gua mikirin apa sih!" Livy menepuk-nepuk wajahnya bergantian, mencoba untuk mengendalikan pikiran kotornya. Sedikit menyesal karena Livy pernah membaca cerita dewasa dan kini pemandangan itu sudah Livy lihat secara langsung.

Meski tidak ada yang salah, karena Alka adalah suaminya. Tapi tetap saja mata Livy ternodai!

Jangan sampe abis ini mata gua bintitan.

Memandangi pintu kamar mandi yang masih tertutup rapat, Livy dapat mendengar gemericik air dari dalam. Tidak lama terdengar pintu terbuka dan saat itu juga Livy kembali menenggelamkan wajahnya. Tidak berani menatap Alka yang mungkin saja keluar hanya mengenakan handuk.

Alka yang sudah mengenakan pakaian lengkap melihat istrinya yang tengah meringkuk di dekat ranjang kamar hanya bisa membuang wajahnya yang memerah. Pria itu mengeringkan rambut dengan handuk sebelum menggantung handuk itu di dekat pintu.

"Lain kali kamu ketuk dulu pintunya sebelum masuk."

Tidak mendapati respon dari Livy membuat kening Alka mengernyit, dia menghampiri Livy. Duduk di bibir ranjang sebelum menepuk pelan pundak Livy.

Livy mundur dengan wajah ketakutan, ditambah rona merah itu juga masih jelas terlihat di wajah Livy.

"Kenapa?" Alka malah panik, pasalnya Livy menatapnya seperti Alka adalah hantu.

"Keterlaluan!" maki gadis itu sebelum berlari masuk ke kamar mandi dengan perasaan campur aduk. Malu dan dongkol.

Alka hanya menatap sayu pintu kamar mandi yang lagi-lagi menjadi pelampiasan istrinya, melihat handuk putih yang tergelatak di lantai Alka mengambilnya sebelum mendekati pintu kamar mandi.

"Livy, ini handuknya ketinggalan. Mau saya yang masuk ke dalem?"

***

Memang tidak salah keinginan Livy yang ingin tinggal bersama dengan kedua orang tuanya. Setidaknya suasana tidak akan secanggung sekarang.

Bitterlove Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang