31. Kode 🍁

1.3K 260 74
                                    

Assalamualaikum^^

Balik lagi yuhuuuuu💃

Nungguin gak? Hehe

Selamat membaca🧡~


🍁🍁🍁


Ryuni, Ita, Jennie, Julian dan Chepta sedang berbelanja di pasar tradisional. Sementara Ata yang merapikan dapur.

"Om? mau minum?" tanya Ata saat melihat Raka yang didorong kursi rodanya oleh perawat memasuki dapur

"Tidak, cuman mau kesini saja" jawab Raka dan mengisyaratkan agar perawatnya pergi.

Ata hanya mengangguk kecil, kemudian kembali sibuk dengan kegiatannya merapikan dapur.

"Lagi apa, Ayata?" tanya Raka yang mencoba memulai obrolan

"Lagi bersih-bersih sekalian cari tau letak pisau sama panci dimana" Ata tersenyum kecil

"Masih kotor? perasaan sudah di bersihin sama yang jaga villa nya. Kerjanya gak benar yah? Om pecat saja?"

Ata yang kaget langsung mengibaskan tangannya, "Hanteu om, astafirullah. Ata cuman liat-liat saja. Jangan di pecat!!"

Raka tertawa melihat reaksi Ata yang heboh, "Saya bercanda"

Ata cengo, sedikit mengelus dadanya sambil bergumam, "Standar bercanda nya meresahkan"

"Kenapa, Ayata?"

"Tidak, om hehe"

Ata membalikkan badannya sambil membuka kulkas. Alasannya? enggak tau, tiba-tiba saja tangannya membuka kulkas dan secara spontan Ata berjongkok didepan pintu nya.

"Buahnya masih ada yah?" tanya Raka, dari belakang punggung Ayata

"Muhun,  om. Ada strawberry, pisang, pepaya, mangga. Om mau Ata kupasin?"

"Merepotkan?"

"Hanteu, Ata cuci buahnya dulu"

Setelah mencuci buah, Ata mengambil kursi kecil agar tinggi duduk nya tidak melebihi Raka di kursi rodanya.

"Baunya harum, harus nya manis"  kata Raka sambil mengendus aroma buah mangga yang menguar

"Kalau gak manis?" tanya Ata

"Ayo kita protes" ,jawaban Raka membuat Ata tertawa

.




Dari ruang tv tempat Jeffrey, Winar dan Liuka rebahan, terlihat Ata yang sedang bersenda gurau bersama Raka di dapur.

"Lu gak sedang melancarkan serangan bawa tanah dengan mengumpankan bokap lu kan?" Winar memicingkan matanya menatap Jeffrey yang sibuk dengan PSP nya.

"Apasih njg gajelas"

"Noh bokap lu ketawa ketiwi sama Ata di dapur. Sengaja kan lu biar bokap lu suka sama Ata terus ngomong ke Abah biar nyomblangin lu, iya kan? ngaku lu, biji selasih!!" Winar memukul perut Jeffrey dengan bantal sofa.

"Konspirasi banget otak lu!" Jeffrey berusaha mengelak dan membalas pukulan Winar dengan bantal sofa lainnya.

"Alah gak usah bohong lu. Noh hidung lu mekar-mekar kaya bolu kukus!"

"Sialn. Udah gue bilang jangan bergaul sama bang Atuy, bang Jalu sama ncep!! otak lu ikutan seiprit!!"

"Aa' sudah jangan bertengkar nanti di lihat Abah, bisa di marahi" kata Liuka yang berusaha meraih bantal sofa Winar dan Jeffrey.

[AU] Paviliun 2 🍁 | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang