49. Merantau Elite🍁

920 188 20
                                    

"It's Real?!" Mark bersuara melihat penampilan rumah, yang akan mereka tempati selama beberapa tahun kedepan.

"Perlu di benerin sedikit biar lebih rapi" Ryuni bersuara, sedikit menyetujui kenapa Mark sampai terkejut melihat kondisi rumah.

Mark, Ryuni, Ayata, Jeril, Ojun, Hendri, Jeriko, Ecan, Renaldi dan tentu saja bapak Kos kita, Johnny Wiratmaja.

"Edi gak ngasih tau gue kalau kondisi rumah nya kaya gini, mana udah di bayar full untuk setahun" Johnny sedikit mengeluh.

Dua rumah dihadapan mereka tampak masih sangat jadul tapi lumayan terawat. Rumah kecil dengan 2lantai. Di tengahnya dipisahkan sepetak tanah yang mungkin bisa di gunakan untuk berkumpul bersama.

Yang menjadi masalah adalah cat tembok luar yang mulai mengelupas dan rumput liar yang mulai agak menggelitik betis siapapun yang lewat menginjaknya. Ntah bagaimana keadaan didalamnya, semoga saja tidak banyak yang harus di benahi.

"Harusnya minta di renov dulu gak sih?" Tanya Ecan

"Akang memang belum sempat survei jadi belum pernah liat keadaannya, tapi kata akang yang punya budhe sama pakde temannya. Ayo kita ketemu yang punya" Ajak Jeriko

Instruksi dari Edi yang punya rumah tinggal di belakang rumah ini, makanya mereka berjalan melewati jalan setapak sampai berhenti di bangunan khas Jogja yang tidak terlalu besar tapi sangat asri dengan banyak pohon di halamannya.

Benar yang dibilang Edi, yang punya merupakan sepasang suami-istri berumur 50an. Johnny berbasa-basi sebentar  memperkenalkan para bocil yang dibawanya serta meminta izin akan merapikan beberapa hal di rumah yang mereka sewa. Setelah bercerita sebentar, mereka di antar untuk memasuki rumahnya.


Kondisi didalam rumah tidak terlalu perlu di rapikan, beruntung penyewa sebelumnya sudah merapikan beberapa sudut.

Di rumah pertama yang menjadi rumah utama di lantai satu berisi ruang tv, dapur dan satu kamar utama beserta 1 kamar mandi. Di lantai 2 ada 3 kamar yang tidak terlalu besar dan 1 kamar mandi.

"Ini kita harus buat daftar urutan peserta mandi dan bab dulu?" bisik Ojun yang mendapat respon setuju dari Hendri, "Setuju, atau enggak, bikin yang kaya kocok arisan. Yang namanya keluar duluan bisa mandi dan bab duluan" , padahal Ojun niat bercanda doang malah ditanggapi serius sama Hendri


Lanjut ke rumah sebelah, yang fungsi awalnya sebagai rumah tamu. Bagunan 1 lantai dengan 2 kamar kecil, ruang tv, dapur dan Kamar mandi. Point plus nya, ada rooftop kecil di atas bangunan. Bisa di fungsikan untuk tempat jemuran atau sekedar nongkrong santai.

Setelah mengucapkan terima kasih pada sang empunya rumah, mereka langsung rapat dadakan di rumah utama.


"Okey kiddos, let's discuss." kata Johnny setelah melepas tas ranselnya

Dia mengajak para bocil itu untuk duduk melingkar. "Jadi apa yang perlu kita perbaiki?" tanya Johnny membuka forum diskusi.

"Bersihkan debu" Renaldi bersuara sambil mengangkat tangannya, kemudian dia membetulkan masker yang masih menutup hidung serta mulutnya

"Alright, and then? common, say all the things that are uncomfortable, so that in the future we can all be comfortable" Johnny menatap mereka satu persatu. Seperti nya dia memegang teguh perkataan nya pada Arwan untuk menjaga mereka.

Jeriko mengangkat tangannya, "Punten Aa'  plavonnya bisa di cat ulang? ada bekas rembesan air, biar lebih bersi saja"

"Noted, yang lain?"

[AU] Paviliun 2 🍁 | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang