04. PENGIKUT

386 67 8
                                    

"Bisnya udah jalan, Le." Arkan menepuk bahu Leon yang duduk di kursi kemudi dari belakang.

Geng Libra, geng yang terdiri dari lima orang. Diketuai oleh Leon. Geng tersebut merupakan saingan Geng A6. Ketuanya selalu merasa tersaingi dengan Geng A6.

Maka dari itu, liburan kali ini, Leon dan teman-temannya berencana ingin menghancurkan acara liburan Geng A6 dan Gadis Kembang. Ya, orang yang bergumam saat di kantin itu adalah ketua Libra, yaitu Leon.

"Le, kayaknya ada yang ngikutin kita, deh," kata Brian yang duduk paling belakang. Ia melihat satu mobil dari tadi mengikuti mobil Leon.

"Mana?" tanya Arkan kepo. Rio dan Irham yang duduk di sebelah kiri cuek-cuek saja. Rio duduk di sebelah Leon, sedangkan Irham di belakang Rio.

"Itu kayak mobil si Bianca," kata Brian saat melihat pelat mobil tersebut, 'B 14 NCA'. Jelas itu milik Bianca, si cabe. Ketua dari Geng Chillie Queen, saingan Gadis Kembang.

"Udah, sih, cuek aja. Fokusin aja, tuh, urusan lo yang ikut-ikutan Leon buat hancurin liburan Byan sama temen-temennya," celetuk Rio dari depan tanpa menoleh ke arah belakang. Lelaki itu memang sudah tahu kalau ada mobil lain yang mengikuti mereka, karena ia melihatnya dari spion.

Di geng mereka yang paling cuek, ya, hanya Rio.

"Ck, iya-iya," decak Brian.

Brian pun mengerucutkan bibirnya, lalu fokus kembali dan berusaha tenang. Lelaki itu memainkan ponselnya sembari menghilangkan kegabutan, karena teman-temannya juga asik sendiri.

Ya, Leon asik mengemudi, Irham asik mabar dengan Arkan, entah sejak kapan Arkan fokus pada HP miringnya, sedangkan Rio asik melihat-lihat pemandangan sembari mendengarkan musik dengan earphone yang hanya dipasangkan di telinga kanannya. Sudah dibilang, Rio sangat tidak memikirkan ini semua.

Lelaki itu saja pergi karena dipaksa. Untung saja liburan sekolah. Coba kalau tidak? Malas sekali.

Di kursi kemudi, Leon fokus dengan jalan. Lelaki itu memasang senyum smirk sedari tadi, karena berniat untuk menghancurkan acara liburan Geng A6.

Enak aja mereka liburan, sedangkan kita enggak, batin Leon.

***

Leon menghentikan mobilnya dengan jarak beberapa meter dari bus yang ditumpangi oleh Abyan dan teman-temannya. Dari jauh ia bisa melihat kalau mereka baru saja turun dari bus itu di depan vila bernomor 13.

Leon jadi ingat kata teman perempuannya yang duduk satu bangku dengannya itu.

"Pokoknya nanti kalo kita liburan, jangan kayak Geng A6 sama GK deh. Soalnya serem sampe ke puncak yang angker itu. Iya kalo pulangnya selamat, kalo gak? Apalagi vila yang nomor 13 itu, banyak yang bilang kalo nginep di situ gak bakalan bisa pulang."

Bulu kuduk Leon meremang, lalu menggelengkan kepalanya seperti orang sungkan. Ya, mengingat omongan teman sebangkunya yang bicara dengan temannya yang lain, yang tidak sengaja Leon dengar membuatnya jadi takut.

Leon memukul setirnya. Kenapa juga dia jadi takut begini?

"Lo kenapa, sih? Gelisah banget. Geng A6 sama GK udah pada keluar, noh!" kata Rio datar, tetapi wajahnya seperti kesal. Mungkin karena Leon yang tiba-tiba aneh.

Leon pun menoleh ke arah Rio. "Eh, iya."

Setelah itu, Leon membuka seatbelt-nya. Lalu menoleh ke belakang, di mana ketiga temannya yang lain malah sibuk dengan ponsel mereka.

"BRIAN, ARKAN, IRHAM! MAU TURUN GAK LO? APA MAU GUE KUNCIIN DALEM MOBIL?" teriak Leon dengan keras.

Ketiganya tersentak, lalu reflek memasukkan ponsel masing-masing. Setelah itu, kompak mengangguk dan tersenyum kikuk, layaknya orang bodoh yang tidak tahu apa-apa.

13 ANAK REMAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang