20

3.3K 511 99
                                    

pagi tidak begitu cerah karena mendung. mungkin karena sudah memasuki musim hujan. charlotte terbangun karena ia mendengar suara batuk dari luar kamar. ia pun tersadar bahwa heeseung sudah tidak ada disampingnya. segera charlotte beranjak dari kasur dan keluar kamar.

"iya, maaf ya pak. saya beneran ga enak badan, takut nularin ke pasien lain juga.." terdengar heeseung berbicara dengan seseorang melalui telpon.

"...terima kasih banyak pak. maaf ya." 

suara heeseung terdengar sedikit serak dan juga bindeng khas orang flu berat. heeseung membalikan badan dan terkejut ketika melihat charlotte berdiri tak jauh di belakangnya.

"eh charlotte udah bangun.. kamu hari ini kerja kan? sarapan dulu ya-"

"dokter sakit yah?"

"engga kok, cuman flu biasa. besok juga sembuh."

"iya itu namanya sakit dok, gimana sih!" 

charlotte jalan mendekat kemudian meletakan punggung tangannya di dahi dan leher heeseung untuk memeriksa suhu tubuhnya.

"tuhkan dokter sakit, badannya panas banget!" raut charlotte berubah menjadi khawatir.

"tapi gapapa kok serius.."

"aku mau pinjem telpon rumah bentar dok."

charlotte segera berjalan menuju telepon rumah dan menekan tombol disana. 

"halo? bu sesil selamat pagi, ini charlotte. maaf bu hari ini saya izin datang telat ya bu? saya sedang ada urusan... baik, terima kasih bu sesil.."

"charlotte-"

"dokter sekarang masuk ke kamar dan istirahat disana ya, biar aku bikinin makan buat dokter dan nyiapin obat!" 

charlotte menarik heeseung menuju kamar dan langsung membantunya berbaring di ranjang. heeseung tersenyum gemas melihat tingkah charlotte yang begitu khawatir padanya.

"aku biasa ngerawat anak panti kalau lagi pada sakit, jadi aku juga bisa ngerawat dokter.."

"oke..." heeseung tertawa lemas.

"dokter punya ini..? emm ini?"

charlotte hanya menempelkan punggung tangan di dahinya karena ia tidak tau nama benda yang dimaksud. hal tersebut kembali sukses membuat heeseung tertawa gemas.

"plester kompres ya? gaperlu kok charlotte udah, aku gapapa-"

"ditaro mana dok?!" suara charlotte sedikit meninggi.

"pfft, di laci sini nih."

charlotte segera membuka laci yang berada di samping kasur, isi laci tersebut seperti kotak P3K namun sangat komplit sehingga membuat charlotte cukup kagum. charlotte segera meraih satu plester kompres kemudian langsung menempelkannya di dahi heeseung.

"aku bikin makanan dulu buat dokter. e-emm, sama obat-obatan ada dimana?"

"ada di lemari sebelah rak buku charlotte.."

segera charlotte keluar dari kamar dan bersiap membuatkan makanan untuk heeseung. di dalam kamar, heeseung tak henti tersenyum karena segala sikap charlotte. hatinya pun tak berhenti berdebar setiap kali charlotte menatap dan menyentuhnya.

heeseung benar-benar jatuh hati pada charlotte.

charlotte sudah berada di dapur dan bersiap membuat bubur. ia tau cara membuat bubur karena diajarkan oleh anak-anak di panti asuhan. charlotte pun sudah tidak takut lagi melihat benda tajam yang berada di dapur.

beberapa kali charlotte menyicipi hasil masakannya karena sangat takut bila gagal, atau tidak sesuai dengan selera heeseung. charlotte menyiapkan semangkuk bubur yang masih panas dan juga air mineral di atas nampan. sebelum membawanya ke kamar heeseung, charlotte berjalan menuju lemari dimana obat-obatan milik heeseung tersimpan.

love, asylum ; lee heeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang