BAB III

963 104 5
                                    

DOORR! 

"Ugh.." Seketika Tay merasa pahanya panas dan sangat nyeri. Si ketua itu menembak paha kaki kanannya, membuat kakinya tidak mampu menumpu tubuhnya sehingga ia jatuh terduduk. Ketua itu segera menghampirinya untuk menendang pipi Tay. Tay tersungkur di tanah dengan darah di sudut bibirnya. Tendangan tadi sepertinya membuat kulit bagian dalam pipinya robek.

"Laki-laki ini benar-benar buat aku marah! Kalian semua, bangun dan bawa dia, cepat!" perintah sang ketua. Masih dengan tubuh yang sakit, sembari meringis mereka bangkit berdiri, menutup wajah Tay dengan kain hitam, dan mengangkat tubuh Tay kemudian memasukkannya ke dalam mobil.

Saat penutup kain di wajah Tay di buka, ia sudah berada di sebuah ruangan yang remang. Ia dipaksa duduk di kursi dengan tangan dan kaki terikat. Darah masih merembes dari luka tembak di pahanya. Beberapa orang laki-laki terlihat berdiri di sekitarnya sementara itu ada seorang lagi yang berdiri membelakanginya.

"Ini orangnya, tuan!"

Laki-laki itu berbalik, dan Tay segera mengenali wajahnya. Wajah itu adalah wajah laki-laki yang bersama dengan Time di bar mewah itu. Wajahnya tampan dengan style berkelas. Auranya begitu mendominasi. Dia pasti anak orang kaya atau seseorang yang punya pengaruh besar. Terlebih lagi saat ia memainkan sebuah pisau di tangannya, membuat orang yang melihat wajah tampannya bergidik ngeri.

"Aahh... Melihat wajahnya, benar-benar menambah kekesalanku!" ujar lelaki itu.

"Siapa kau?" tanya Tay.

"Tenang saja, kita memang tidak saling mengenal."

"Lalu apa maumu? Kenapa aku disekap seperti ini?"

"Hanya ingin membalas apa yang telah diperbuat Time padaku," jawabnya. Ia kembali memainkan pisaunya lagi, menyentuh ujung pisaunya, mengecek ketajaman pisau itu.

"Memangnya apa yang telah dilakukannya padamu? Kemudian apa hubungannya denganku?" Tay memberontak. Mencoba menggerakkan tangan dan kakinya untuk melepas ikatan, namun percuma. Ikatannya terlalu kencang.

"Ih... Kau tidak usah pura-pura, karena aku tahu..." lelaki itu menghampiri Tay, menundukkan sedikit tubuhnya, dan menggunakan pisau yang dipegangnya, meletakkan ujung pisaunya tepat di bawah dagu Tay untuk mengangkat wajahnya, "kau adalah kekasihnya."

Aroma parfum menyeruak saat dia begitu dekat, menusuk indra penciuman Tay. Tidak salah lagi, laki-laki ini adalah pemilik parfum mewah buatan Paris itu. Dia selingkuhan Time.

"Lalu sebenarnya apa yang telah diperbuatnya padamu?" tanya Tay lagi.

"Kau benar-benar ingin tahu ya?" Lelaki itu kemudian tersenyum. Senyumannya terasa begitu menakutkan, "baik, aku akan menceritakannya padamu. Jangan salahkan aku kalau nanti hatimu terluka."

Lelaki itu memulai ceritanya.

"Aku bertemu dengan Time secara tidak sengaja di sebuah bar. Saat itu aku sedang sendiri dan dia datang untuk menemaniku. Dia begitu tampan dan memukau. Benar-benar tipeku. Awalnya aku hanya ingin bermain-main saja dengannya, tapi karena seringnya kita bersama dan dengan sikap dan perilakunya yang baik, telah membuat aku jatuh cinta.

"Hei... Magaimana menurutmu?" Ia menghampiri Tay, dengan wajah ceria yang dibuat-buat, meletakkan kedua sikunya dengan sengaja di paha Tay tepat pada luka tembaknya, menjadikan paha Tay sebagai dasar tumpuan tubuhnya, membuat luka itu terasa semakin panas dan nyeri.

"Aaarrgh... " Tay tidak bisa tidak berteriak menahan sakit.

"Bukankah ketika kita mencintai maka kita harus memiliki? Aku sangat ingin memiliki Time, tapi dia bilang dia punya kekasih. Kau tahu bagaimana perasaanku saat itu? Hahaha... Aku merasa semakin tertarik. Aku merasa semakin tertantang untuk memilikinya." Lelaki itu kembali bangkit berdiri, tidak lagi menekan luka di paha Tay. Meskipun begitu, rasa sakitnya masih melekat, membuat Tay tersengal-sengal.

FRAGRANCE | TIMETAY KINNPORSCHE SIDE STORY FANFICWhere stories live. Discover now