My Dorm

169 98 244
                                    

Assalamu'alaikum, Dears.
Budayakan follow sebelum baca ya.
Bantu vote dan komentarnya juga, thanks.

Happy reading
________________

Tepat pukul 07.15, seluruh santri putri harus mengosongkan kamar mandi umum mereka. Tidak ada yang boleh mandi atau lainnya pada jam tersebut, kerana ada kegiatan pengajian gabungan di pagi hari yang di mulai pukul 07.45. Seluruh anggota bidang keamanan (qismu 'amn) terlihat mengelilingi area kamar mandi santri, mereka mengawasi tiap gerak-gerik santri. Barangkali ada yang kebelet atau gak kuat ingin buang hajat, satu orang siaga di depan pintu kamar mandi. Mikaila yang hendak buang hajat harus susah payah mendapatkan ijin dari mereka.

"Alhamdulillah, aku sudah selesai. Terimakasih banyak teh," Mikaila mengelus perutnya dan merasa membaik.

Hanya tatapan tajam disertai anggukan dari lawan bicaranya yang didapati Mikaila. Gadis itu memilih membungkuk dan pergi meninggalkannya.

Di kamar, seperti biasanya kegaduhan selalu terjadi di tiap kamar, para santri sibuk dengan urusan masing-masing. Mereka yang bersekolah pagi sibuk dengan seragam dan buku pelajarannya, sementara santri yang bersekolah sore sibuk dengan jadwal piket pagi dan menyiapkan kitab yang akan mereka kaji hari ini.

"Makanan sudah datang! Ayok merapat! turji-turji ...." Teriak Puspa dari ambang pintu kamar Khodijah.

Puspa, Anggita dan Ambar yang kebagian jadwal piket ambil nasi tiba di depan pintu kamar dengan membawa bakul berisi nasi dan menaruh lauk pauknya di wadah baskom ukuran sedang, mereka sengaja menggunakan wadah yang cukup untuk jatah makan empat puluh lima orang santri termasuk kedua ketua di kamar mereka, teh Misthi dan teh Tiffani. Mereka makan dengan cara talaman, yaitu dengan alas seadanya dan duduk melingkar beberapa orang dan mengambil posisi turji. Memang tak lagi asing terdengar di telinga para santri yang pernah tinggal di pesantren, bahkan kebiasaan makan bareng dalam satu nampan bersama-sama menjadi kenangan yang tak terlupakan.

Beberapa dari mereka mengambil nampan ukuran besar kemudian menyajikan makanan, mereka makan dengan lahapnya.

"Turji ...." Mikaila yang baru tiba dari kamar mandi segera bergabung dan menikmati hidangan. Sheema bergeser sedikit dan memberikan ruang buat Mikaila duduk.

Usai sarapan, sebagian santri terlihat rapi dengan seragam batik yayasan yang mereka kenakan karena hari ini adalah hari rabu. Puspa yang menunggu di luar kamar memanggil teman-temannya agar segera beranjak, mereka selalu berangkat bersama-sama.

Ada waktu luang sebelum ke majlis, Mikaila manfaatkan buat muroja'ah sebentar. Sheema sibuk menyapu kamar karena kebetulan hari ini dia kebagian jadwal piket kamar. Sementara Anggun melipat kasur dan selimut milik semua santri dan menyimpannya secara bertumpuk.

Walaupun mereka perempuan, akan tetapi masalah kebersihan kamar perlu di pertanyakan lagi. Namun, Mikaila punya inisiatif sendiri, ia melipat selimutnya dan menyimpannya bersama bantal di atas kitab yang tersusun secara miring, memang su'ul adab tapi keterbatasan ukuran dan tempat di lemarinya menjadikan darurot. Hanya kasur lipat Mikaila yang ia simpan bersama tumpukkan kasur lipat dan selimut milik yang lain.

"Enakan banget yah yang free, duduk selonjoran dekat lemari sambil acak-acak kitab. Mending siapin kitab aku deh, sesuaikan jadwal, please," sahut Sheema tanpa menoleh ke arah Mikaila kerana saking sibuknya.

Mikaila memutar bola mata malasnya, hatinya menggerutu. Ia berdecak kesal namun Sheema adalah temannya sejak MTs. Mikaila menata kitabnya di atas lemari dan mengambil beberapa kitab sesuai jadwal, walau kesal ia menurut saja pada Sheema.

Asmara di Dinding AsramaWhere stories live. Discover now