10

3.6K 578 37
                                    

22 Februari 2022
Pondok Pesantren Al-Mukmin Kota Solo

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّتَّخِذُ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَنْدَادًا يُّحِبُّوْنَهُمْ كَحُبِّ اللّٰهِ ۗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَشَدُّ حُبًّا لِّلّٰهِ ۙوَلَوْ يَرَى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْٓا اِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَۙ اَنَّ الْقُوَّةَ لِلّٰهِ جَمِيْعًا ۙوَّاَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعَذَابِ
Terjemahan
Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal).

Rembulan masih menggantung di tempatnya, bersinar terang penuh keteduhan memancarkan keindahan yang menakjubkan, sayang mungkin bagi sebagian orang indahnya akan terlewat karena hadir di tengah mimpi begitu nyaman untuk di tinggalkan.

Tapi berbeda dengan mereka yang masih nyaman bergelung di dalam selimut yang hangat, jiwa-jiwa yang pernah terluka dan menderita kini bangkit dari tempat tidurnya, alunan indah surat Al-Baqarah 165 yang menjadi pembuka indahnya dini hari terlalu sayang untuk di lewatkan.

Begitu merdu, lembut dan mengalun, seolah bukan tengah membaca sebuah kitab, namun seperti tengah menyampaikan rindu pada Rabb-Nya yang begitu baik hati memberikan damai pada jiwa mereka yang menderita.

Melongok masuk ke dalam ke tempat mushola pondok pesantren di mana lantunan indah ayat Alquran berasal, di sana, di depan sebuah kitab Al-Qur'an bersampul biru sederhana dalam balutan mukena putihnya, Kansa Azzura berada. Sang pemilik suara merdu yang begitu khusyuk menekuni setiap Ayat Sang Pencipta, mendamaikan hati dan jiwanya dengan cara yang begitu menakjubkan.

Ya, Kansa Azzura, model profesional yang tiga tahun lalu membuat heboh portal berita karena terjerat skandal pemakaian narkoba dan tidak lama di susul dengan mundurnya dia secara mendadak dari dunia model profesional, tiga tahun lalu semua orang seolah di buat bertanya hal apa yang membuat Kansa melepaskan karir idaman semua model bahkan rela harus membayar besarnya pinalti dari banyak brand fashion hingga management-nya. Setiap hari berita meledak penuh dengan simpang siur hingga akhirnya tanpa orang-orang sadari Kansa menghilang begitu saja, dia pergi meninggalkan kota Jakarta yang membesarkan namanya begitu jauh melepaskan segala kemewahan yang sebelumnya melekat erat pada dirinya, dan saat semua orang menyadari Kansa tidak pernah muncul meluruskan nama baiknya yang ternoda sebuah fitnah, mereka baru sadar jika Kansa menghilang seolah tidak pernah di lahirkan.

Tidak ada kabar kemana seorang Kansa pergi, dan tidak ada yang tahu apa yang sudah terjadi pada Sang Model cantik. Perlahan nama Kansa terlupakan dari dunia yang membesarkan namanya.

Kini sekian waktu berlalu semua orang seolah lupa Kansa Azzura sang Supermodel, penampilannya yang sepenuhnya berubah mungkin akan membuat orang tidak bisa mengenalinya lagi. Tidak ada lagi Kansa yang berpenampilan minim dan seksi karena kini gamis dan hijab adalah pakaian yang menutup tubuh serta menyembunyikan rambut indah panjangnya.

Di sini, di pondok pesantren tempat para mereka yang pernah merasakan sakitnya hati yang terluka, Kansa menyembuhkan dirinya perlahan-lahan memperbaiki dirinya yang rusak oleh dosa di masalalu di mana dia salah mengambil jalan hidup. Sungguh Kansa tidak bisa menggambarkan dengan kata betapa indahnya berdamai dengan semua kehilangan dan kecewa yang menyapanya, serta belajar mencintai dirinya sendiri melalui nikmat-Nya mencintai Sang Rabb.

Tidak ada lagi kesedihan di diri Kansa karena kehilangan Bundanya. Tidak ada lagi sepi yang menyapa Kansa saat dia sendirian. Kecewa yang dahulu Kansa rasakan karena sikap teman-temannya yang hanya memanfaatkannya kini sepenuhnya Kansa lupakan, Kansa memaafkan dan menjadikan semuanya sebagai masalalu sebagai pembelajaran.

Kansa, dia berhasil melewati lembah dosa yang pernah menjerat kakinya, dan kini dia berjalan sebagai sosok yang terlahir kembali dalam bentuk seorang yang lebih baik, seorang Hamba yang belajar untuk lebih baik setiap harinya dalam perjalanan mencari cinta Tuhan yang tidak akan pernah mengecewakannya.

Sebuah sentuhan menghentikan Kansa melantunkan ayat, dan saat Kansa mendongak, dia mendapati Umi, istri dari Adik tiri Ayahnya tengah memandang Kansa dengan senyuman menenangkan yang membuat Kansa teringat pada sang Bunda, usai mengucapkan kalimat tasdiq, Kansa meraih tangan Umi Salamah dan mencium tangan orangtua keduanya tersebut dengan khidmat, seolah menjadi kebiasaan yang tak tertulis, usapan di puncak mukena Kansa membuat perasaan Kansa begitu teduh dan nyaman.

"Assalamualaikum, Umi."

Ucapan lembut dari seorang yang sebelumnya begitu mudah melontarkan kalimat kasar bernada kebencian tersebut membuat Umi Salamah tersenyum, sungguh Umi pun turut bahagia mendapati perubahan yang terjadi di diri Kansa, setiap kali mendapati Kansa tengah mengaji atau kegiatan apapun di pondok pesantren tanpa peduli jenis kegiatannya yang sangat bukan seorang Kansa, hati Umi terasa sesak dengan perasaan haru. Perubahan menjadi seorang yang baik dan lebih beriman.

"Gantian sama yang lain ya, Kan! Biar mereka ada kegiatan sebelum sholat subuh."

Tanpa membantah Kansa mengangguk, di antara yang lainnya, Kansa memang bangun lebih awal, di sini sholat tahajud seolah menjadi bagian dari kebutuhan hidup Kansa yang menjadi alarm alami untuk tubuhnya bangun tanpa di perintah, jika Kansa mengingat bagaimana dulu dia nyaris tidak pernah sholat atau apapun kewajibannya sebagai muslim, Kansa ingin sekali menertawakan dirinya sendiri karena sudah membuang waktu terlalu lama tanpa beribadah secara benar.

"Baik, Mi."

Perempuan tinggi semampai tersebut beranjak, melepas mukenanya dan hendak berbalik pergi, namun saat Kansa ingin meninggalkan mushola yang sudah hendak bersiap untuk sholat subuh berjamaah, Umi Salamah kembali menghentikan Kansa. "Kansa, boleh Umi minta tolong."

"Minta tolong apa, Mi. Kalau Kansa bisa bantu pasti Kansa bantuin."

Umi Salamah turut bangkit berdiri berhadapan dengan Kansa, bagi Umi Salamah, Kansa bukan hanya sekedar keponakan atau murid yang tengah menyembuhkan luka saja, tapi lebih dari itu Umi Salamah seperti berkaca melihat Suaminya dahulu sebelum menjadi seorang yang begitu bertanggungjawab mengemban amanah mengelola sebuah yayasan pondok pesantren yang tidak hanya menampung para Santri seperti Kansa yang tengah menyembuhkan diri mencari kedamaian hati, tapi juga sebagai badan pendidikan yang mempunyai sekolah sendiri dari TK hingga SMA.

Bagi Umi Salamah, seburuknya seseorang di masalalu, seseorang tersebut masih memiliki masa depan dengan harapan yang indah.

Kedua tangan Umi Salamah menangkup wajah cantik Kansa, senyuman bahagia tidak bisa Umi Salamah sembunyikan karena sesuatu hal yang di simpannya rapat-rapat dari Kansa, satu rahasia yang Umi Salamah akan simpan hingga nanti takdir akan menunjukkannya langsung pada Kansa sendiri.

"Tolong siapin minuman buat tamu Abi ya, Nak. Tamu Abi ini akan banyak bantu sekolah kita beberapa waktu ke depan nanti, sudah seharusnya bukan kita jamu mereka dengan pelayanan terbaik."

Tanpa memikirkan apapun Kansa mengangguk tanpa pernah Kansa tahu jika salah satu kepingan masalalu yang pernah membuatnya terluka akan dia temui beberapa saat lagi, kepingan masalalu yang terikat benang takdir dengannya sedari dahulu, kini, dan mungkin masa depan nanti.

Arkansa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang