26

5.4K 415 34
                                    

Sudah sebulan pasca christian kecelakaan, lalu koma. Sekarang dirinya sudah sehat, dan mulai kembali bersekolah.

"Sini, nenek bantu pakai dasinya." Ucap veranda, lalu ia mulai memakaikan christian dasi.

"Jangan capek-capek christian, kalau ada apa-apa kasih tahu nenek atau kakek oke?" Ucap veranda, christian mengangguk.

"Makasih ya nek." Ucap christian.

"Sama-sama, ayo turun. Kakekmu udah nunggu dibawah." Ajak veranda. Mereka berdua segara bergegas untuk turun ke bawah.

"Lama banget sih kalian." Protes keynal lesu. Sedangkan mereka berdua hanya terkekeh.

"Tadi pakai dasi dulu." Jawab christian.

"Makan yang banyak, biar bisa fokus. Obatnya jangan lupa diminum christian." Ucap keynal.

"Iyaa kek, nanti diminum obatnya." Jawab christian, ia melanjutkan sesi makannya.

"Kamu nanti dianter kakek atau sama mang hasan?" Tanya keynal.

"Mang hasan aja." Jawab christian.

Mana mungkin, ia datang bersama kakeknya. Kakeknya itu adalah pemilik sekolahan, jika christian datang bersama keynal sudah pasti nanti ia akan menjadi bahan pembicaraan. Lagipula dirinya tidak ingin orang mengenalnya sebagai cucu dari kepala sekolah, bukan christian adinatha.

"Kakek udah beliin kamu motor baru, kemungkinan besok datengnya." Ucap keynal. Christian mengangguk.

"Bunda mu nanti malam, katanya mau kesini. Sekalian anter baju-bajumu." Ucap veranda, christian mengangguk.

"Christian, kakek harap hubunganmu dengan zeean juga papahmu bisa membaik. Kakek tidak akan memaksamu, tapi kakek harap kalian bisa kembali seperti semula. Karna Kalian keluarga." Ucap keynal.

"Iyaa kek." Jawab christian ragu.

"Udah-udah, ayo berangkat nanti telat." Ucap veranda, christian segera bangkit dari duduknya.

"Berangkat dulu kek, nek." Ucap christian mencium tangan keduanya.

"Iyaa, hati-hati christian."

****
Sedangkan disisi lain, chika sedari tadi terus mondar-mandir di halaman rumahnya, dirinya tengah menunggu christian untuk menjemputnya. Namun christian tidak kunjung datang.

"20 menit lagi bell." Gumam chika, saat jam menunjukkan 6.40.

"Chika, kok kamu belum berangkat?" Tanya aya, yang masih melihat anaknya itu masih berada dirumah.

"Nunggu tian mih." Jawab chika.

"Emangnya dia bakal jemput kamu? Chika, semuanya udah berbeda sayang." Ucap aya, dirinya tidak tega melihat chika yang selalu melakukan aktifitasnya mengenai christian.

Chika akan terus menunggu christian untuk menjemputnya, padahal laki laki itu sampai kapanpun tidak akan pernah datang kembali, untuk menjemput chika.

"Tapi kan, siapa tau nanti tian-"

"Gaakan, sekarang kamu berangkat. Bentar lagi bell, masa ketua osis datang terlambat." Ucap aya, mendorong chika untuk pergi kesekolah. Chika dengan berat hati, masuk kedalam mobilnya lalu berangkat menuju sekolah.

Seharusnya dirinya paham, juga mengerti. Bahwa sampai kapanpun christian mungkin tidak akan lagi menjemputnya, tidak akan lagi terbiasa mengirimkannya makanan untuk membantu menaikkan moodnya, tidak akan mengajaknya untuk berjalan jalan atau sekedar untuk mencicipi makanan kesukaan laki-laki itu. Semuanya sudah berubah, berubah.

Membasuh  [CH²]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang