Chapter 24

4 2 0
                                    

☞ Jangan lupa follow dan beri bintang serta comment

________

Paginya, Kaisa dan Valentin berpamitan pulang kepada para peri. Valentin mendayung perahunya hingga ke tepi. Selama di perjalanan, atensi Kaisa menatap beberapa bunga yang bermekaran di sekitar danau, ikan-ikan saling berenang untuk melakukan aktivitasnya. Tangan Kaisa terulur ke permukaan air danau dan memainkannya. Angin berhembus menerpa rambut Kaisa yang tergerai panjang. Sinar matahari pagi menembus dedaunan serta pepohonan membuat udara pagi semakin segar. Perahu mereka akhirnya sampai di tepi danau.

Di tepi danau, Kaisa membuka peta di atas rerumputan. Dia mencari jalan lain agar tidak kembali bertemu dengan pepohonan serta jembatan halusinasi. Karena Kaisa dan Valentin berangkat dari arah timur, maka mereka memutuskan untuk pulang menggunakan arah barat. Kaisa menggulung peta tersebut dan segera melanjutkan perjalanannya. Di lain tempat, Arsene tengah bersandar di bawah pohon dengan kedua matanya tertutup. Sayup-sayup angin berhembus mengenai bulu mata Arsene.

Valentin menghalangin dahan pohon agar tidak mengenai Kaisa. Lalu tampaklah sebuah gua yang tidak begitu besar namun terlihat panjang. Keduanya kemudian masuk ke dalam gua tersebut. Tidak begitu gelap karena pintu gua berhadapan langsung dengan arah datangnya sinar matahari. Di dalam gua tersebut banyak terdapat beberapa potongan emas serta besi. Kaisa meraih beberapa potongan emas lalu meletakannya kembali. Mereka berdua semakin masuk ke dalam. Tiba-tiba beberapa batu gua jatuh dan hampir mengenai mereka. Valentin sigap menarik tubuh Kaisa. Jika dia tidak melakukan itu, batu tersebut akan mengenai kepala Kaisa. Atensi Valentin mengawasi sekitar.

"Siapa disana?" Pekik Valentin dengan tatapan tajamnya.

"Kami hanya lewat dan tidak ada niat buruk," Tutur Kaisa dengan nada takut.

Lalu beberapa kurcaci berpakaian zirah datang dari langit-langit gua dengan membawa kapak besar di tangannya.

"Siapa yang mengirimkan kalian datang kemari?!" Seru salah satu kurcaci yang terlihat seperti pemimpin mereka.

"Tidak ada," Balas Kaisa.

Kurcaci tersebut melemparkan kapak yang di tangannya ke arah samping tubuh Kaisa dan tertancap di sebuah batu.

"Aku tidak berbicara denganmu!" Seru kurcaci tersebut.

"Kami berdua hanya sedang dalam perjalanan keluar dari hutan ini setelah mencari penawar racun," Tegas Valentin.

"Kalian baru saja keluar dari kawasan peri bulan?" Tanyanya dengan seringai.

Kemudian beberapa kurcaci tiba-tiba muncul dari belakang dan menangkap Kaisa dan Valentin. Mereka berdua terus meronta-ronta hingga mereka terkurung di dalam tahanan bawah tanah. Para kurcaci itu kemudian mendatangi perbatasan kawasan peri bulan dengan kawasannya. Kemudian para peri bulan datang beramai-ramain untuk menemui kurcaci tersebut.

"Ada apa kalian kemari?" Tanya pemimpin peri bulan dengan tegas.

"Mengapa ada manusia yang datang ke tempat seperti ini? Mereka bisa saja membahayakan hutan ini!" Seru pemimpin kurcaci dengan sorotan matanya seperti waspada terhadap sesuatu.

Tiba-tiba Arsene datang dari kawasan peri bulan dan menghampiri para makhluk itu. Dia tidak berniat untuk mengganggu mereka, Arsene hanya menanyakan keberadaan manusia yang telah disebutkan oleh kurcaci itu. Kemudian sang kurcaci mengatakan bahwa para manusia itu telah dia tahan di dalam gua bawah tanah. Setelah mendengar hal itu, Arsene segera berpamitan pergi. Tiba-tiba pemimpin peri bulan menghentikan Arsene yang akan menemui Kaisa dan Valentin yang berada di dalam tahanan ruang bawah tanah di kawasan kurcaci itu.

Peri bulan sensitif terhadap makhluk yang tengah menyamar. Pemimpin peri bulan tahu bahwa Arsene bukanlah seorang manusia namun merupakan bangsa Orc yang tengah menyamar menjadi manusia. Indera sensitif peri bulan telah aktif saat tubuh mereka bersentuhan dengan Valentin dan pemimpin peri bulan telah mengamati Valentin sejak dia menyuruh dua manusia itu untuk menangkap sekelompok rasa bawah serigala. Setelah penangkapan itu, pemimpin peri bulan memberi kesimpulan bahwa Valentin bukanlah seorang manusia melainkan seorang bangsa Orc yang tengah menyamar menjadi manusia.

DOOZYWhere stories live. Discover now