🌅22: Marengan Wanci Sareupna

115 16 11
                                    














|✧*。☆゚happy reading.*・。⊰⊹ฺ|



























Suara keras dari member nct terutama Haechan bangunkan si gadis yang tengah lelap. Menarik paksa dari mimpi indahnya mengejar kembaran si main vocal dari Nct dream. Mimpi aneh, tapi Vanilla suka.

Memasuki kamar mandi setelah nyawa terkumpul. Vanilla keluar beberapa menit setelanya dengan menggunakan seragam psas lengkap.

Tangannya Sera meraih earphon saat terdengar gaduh dari mar sebelah dan sebrangnya. Biasa lah, Shiloh dan Anetha tiada rusuh walau satu detik.

Dirasa semua sudah siap, kakinya lengkah ke lantai bawah sarapan bersama anggota keluarganya yang lain dan pergi ke teras setelah selesai makan.

Tangan melambai dari balik gerbang buat Vanilla berjalan cepat. Senyumnya merekah begitu seseorang tentang duduk di atas motor sapa dia dengan ceria.

"Pagi, Vanillaaaaa~"

"Hai hai, pagi jugaaaaa!" Balas Vanilla dan langsung mendekat saat si pemotor sodorkan helm biru padanya, diterima dengan senang hati oleh Vanilla.

Eitt, mikir siap nih yang jemput mbak Nilla? Arjuna ya~

Teng, salah.

"Tumben Lo jemput gue?"

"Si jamet gak jemput gue."

Alis Vanilla terangkat, "jamet?"

"Hooh, supir pribadi gue."

"Pacar Lo?"

"Ya siapa lagi."

"Si Andra?"

"Iya, vaniiii."

"Panggilan sayang Lo 'jamet', Sha?"

"Bukan, itu nama asli dia. Panggilan sayang gue mah, ayang beb."

"Lah? Nama dia kan Andra?"

"Nama panjangnya Jayandra Meteor, coba singkat."

Vanilla tertawa begitu berhasil menyingkat nama pacar sahabatnya. Betul, disingkat jadi 'jamet'.

"Receh banget, Nill."

"Hehee."

Motor Isha melaju pelan begitu terlihat kemacetan di depan sana. Biasalah orang-orang pada berangkat kerja atau sekolah, jadi jalanan agak padat.

Matanya menyipit begitu melihat sesosok pengendara tidak jauh darinya. Motor hitam dengan plat familiar, seragam sekolah yang sama dan stiker di helm pemberian sahabatnya.

"Arah jam sebelas, sis."

Vanilla langsung menengok kearah yang dikatakan Isha. Zonk brou. Ada mas mantan disana. Mana si cowok ikutan nengok lagi. Duh mau sembunyi aja deh Vanilla.

"BAMSAT kau, teman." Vanilla pukul helm Isha, buat si cewek tertawa nyaring. Berhasil kerjai sahabatnya yang lagi menggalau dalam masalah cinta —meski sudah agak baikan sih.

The Khaiel: Unsent lettersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang