🌹 08. Berita yang Mengguncang

220 16 0
                                    

Anabela hanya berdiri memandangi seorang lelaki bertubuh tinggi nan kekar di depannya tanpa mau bicara apapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anabela hanya berdiri memandangi seorang lelaki bertubuh tinggi nan kekar di depannya tanpa mau bicara apapun. Kini, lelaki besar itu akan terus menempel ke mana pun Anabela pergi.

Tentunya, atas perintah seorang Jonathan Reeves yang ingin memastikan Anabela tidak melakukan hal yang tidak disukainya termasuk menemui Sebastian.

"Aku hanya ingin membeli obat. Beberapa hari ini aku merasa mual. Kau bisa ikut kalau tidak percaya padaku," kata Anabela dengan raut malas.

Lelaki itu menggeram kecil mengamati Anabela selama beberapa saat. Setelah berhasil meyakinkan, Anabela bisa pergi ke apotek yang terus dikawal oleh lelaki seram bernama Roger Fields.

Sesampainya di apotek terdekat, Roger memilih untuk menunggu Anabela di luar. Dia membiarkan Anabela membeli kebutuhan obatnya yang dibilang untuk meredakan mual.

"Halo, Miss. Ada yang bisa dibantu?" sapa sang apoteker saat Anabela menghampirinya.

"Mmh, bisakah kau... meminjamkanku ponsel?" tanya Anabela sambil sesekali menoleh ke belakang, memastikan jika Roger masih ada di luar dan tidak mengetahui niatnya mendatangi apotek ternyata hanya alasan.

"Ponsel? Sure." Apoteker itu menyodorkan sebuah ponsel pada Anabela.

"Oh. Aku juga minta... tespek," imbuh Anabela yang membuat apoteker itu meletakkan satu buah tespek di samping ponsel.

"Tunggu sebentar," titah Anabela menyembunyikan ponselnya dulu di bawah buku yang ada pada meja pemesanan.

Setelah itu, Anabela keluar menghampiri Roger untuk memberitahukan sesuatu.

"Aku... ingin mengecek ini dulu di sini. Tunggu sebentar lagi," ujarnya sambil memperlihatkan alat tes kehamilan agar Roger percaya.

Anabela masuk lagi ke dalam apotek lalu memberi isyarat pada apoteker untuk meminjam ponselnya agar dibawa ke toilet agar bisa menghubungi seseorang.

Langsung saja, Anabela mengunci pintu ketika ia sudah masuk ke dalam toilet. Tangannya segera mengetikkan nomor yang diingatnya untuk segera dihubungi.

"Halo. Toko roti Fisherman."

Anabela menghembuskan nafas lega. "John, ini aku Anabela."

"Astaga! Ana, kau baik-baik saja? Apa suamimu menyakitimu?"

"Tidak, John. Aku justru menghubungimu untuk menanyakan keadaanmu. Apa Jonathan melakukan sesuatu padamu?"

"Kemarin ada beberapa orang datang dan tiba-tiba memukuliku. Sampai sekarang... Aku merasa setiap aktivitasku terus diawasi seseorang."

"Oh, Johnny. I'm sorry... Ini semua gara-gara aku."

"Tidak, Ana. Aku tidak masalah. Aku ingin memberitahukan hal penting padamu dari kemarin."

"Apa?" Anabela membuka pintu untuk mengamati keadaan di luar sebelum kembali masuk dan mengunci diri.

"Ana, aku sudah pergi ke Oak Meadow Asylum untuk menemui ibumu. Tapi..."

"Kenapa? Is she okay?"

"Sorry, Ana. Ibumu sudah tak ada."

Anabela terdiam sejenak. "Apa maksudmu? Apa ibuku kabur dari sana?"

"No. Bukan itu. Ibumu... sudah tiada, Ana. I'm sorry..."

"Kau pasti bercanda!" Anabela terkekeh meski kini perasaannya malah jadi tak enak sama sekali.

"Ibuku tak ada di Asylum?" tanya Anabela memastikan.

"Ya. Beberapa dari mereka bilang jika... ibumu sudah meninggal satu minggu yang lalu."

"Apa...?" Kening Anabela berkerut dalam. Kini matanya mulai berkaca.

"Mereka menguburkan jasadnya di dekat Asylum. Katanya, terakhir kali ada seorang wanita yang datang menemui ibumu yang membuatnya mengamuk sehingga dokter menyuntikkan obat bius untuknya sebelum... dia tiada."

"Si-siapa wanita itu?" tanya Anabela dengan suara yang mulai serak saat tenggorokannya sakit.

"Namanya Regina Watkins. Kau mengenalinya?"

Oh. Anabela mengetahui jika Regina Watkins adalah sekretaris Jonathan yang ditemuinya kemarin saat datang ke kantor.

Setelah mendapatkan informasi itu, perasaan Anabela mulai terguncang. Ia berjalan keluar dari toilet dengan tatapan kosong.

Roger masuk ke dalam apotek saat tak sengaja melihat Anabela menyerahkan ponsel pada apoteker di sana.

Brakkk!

Tubuh Anabela ambruk jatuh ke lantai tanpa aba-aba. Semua informasi yang diberitahukan Johnny membuat hatinya benar-benar syok.

Berita kehilangan sang ibu membuat Anabela menangis histeris dalam batin sehingga fisiknya yang lemah tak kuat menahan sakit, yang berakhir pada dirinya tak sadarkan diri sekarang ini.

Samar-samar Anabela melihat Roger dan apoteker itu membantunya agar sadar. Sayang, Anabela memilih untuk tak sadarkan diri.

Berharap semua yang didengarnya hari ini hanyalah sebuah mimpi.

Berharap semua yang didengarnya hari ini hanyalah sebuah mimpi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SOMETHING BETTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang