What is it?

350 50 13
                                    

Matahari sudah terbit sedari sejam yang lalu. Di kasur yang empuk itu, terbaring dua orang berbeda gender. Tubuh mereka berbalut selimut tebal di bawah dinginnya pendingin ruangan. Si pria yang pertama kali membuka mata. Menatap seorang perempuan di sampingnya yang masih tertidur nyenyak. Dia tak ingin menyingkap selimut itu, karena di balik selimut itu, Sakura tidak memakai sehelai benang pun.

Ialah Sasuke, yang sedang mengacak-acak kasar rambutnya ketika menyadari ereksinya kembali menegang. Kembali mengingat sisi liar tunangannya semalam.

Wait a minute! Apa yang sudah kita lewatkan?

Flashback.

Sakura meronta-ronta di dalam gendongan Sasuke. Pria ini tidak menyangka bahwa tenaga gadis ini besar juga. Padahal tubuhnya kecil.

"Lepaskan! Lepaskan! Tolong! Aku diculik!" Ia meringis. Ingin hati menyumpal bibir Sakura tapi dia masih ingat bahwa gadis ini adalah tunangannya.

"Sakura. Diam." Ucapnya karena Sakura semakin berteriak sampai-sampai orang-orang di parkiran menatap mereka berdua. Dengan susah payah, Sasuke dudukkan Sakura di kursi penumpang. Lantas melilit tubuh Sakura dengan sabuk pengaman agar dia tak bisa kabur.

"Om, lepasin om. Jangan nodai aku." Ucapan itu sukses membuat alis Sasuke makin mengerut. Demi tuhan, apa katanya tadi? Om? What the f*ck!

Karena kesal, Sasuke sentil dahi gadis itu sampai memerah. "Nakal! Berani-beraninya kau mabuk." Tuturnya seperti memarahi anak kecil. Alhasil Sakura yang tak sadar itu menangis tersedu-sedu. Nyut-nyutan rasanya dahinya itu.

"Huhu. Sasuke-kun. Dahi Sakura sakit." Gerutunya masih menangis. Tidak dihiraukannya Sakura. Dia menancapkan gas membawa gadis ini pulang. Dalam benaknya merasa sangat bersalah pada Mebuki karena dia membawa anak gadisnya dalam keadaan mabuk.

"Kamu minum apa hah?" Dia bertanya sambil menyetir. Namun masih bisa berkonsentrasi pada jalanan.

"Bababa bananana!" Bukannya menjawab pertanyaan Sasuke, Sakura malah menyanyi sambil menggoyangkan badan.

"Sakura. Diamlah."

"Aaaa!!! Aku sedang naik roller coaster!!" Meliuk ke kanan, ke kiri, sampai rambut gadis itu mengenai wajah Sasuke. Sasuke terganggu. Pergerakan Sakura yang makin gak karuan itu hampir aja membuat Sasuke menabrak pejalan kaki yang mau menyeberang.

CKITTTT!!!!!

Dia banting setirnya ke kiri. Untung aja dia berhenti sebelum menabrak tiang listrik. Mata Sasuke membola. Nafasnya terburu-buru. Tersadar karena ada yang mengetuk kaca mobilnya, ia segera turun untuk membantu si pejalan kaki yang syok.

"Hufff..." Urusannya dengan pejalan kaki itu sudah selesai. Dia meninggalkan sejumlah uang tunai untuk biaya pengobatan karena pejalan kaki itu menolak diantar ke klinik.

BUG!

Sekembalinya ia ke mobil, Sasuke segera memelototi Sakura. Tapi gadis itu hanya tersenyum lima jari.

"Kau! Diam! Duduk!" Ucapnya penuh penekanan. Sasuke diam. Sakura juga. Satu dan dua jeda...

"Hueeekkk!!!" Sakura muntah tepat di baju kerja Sasuke.

"Arghh! Sakura!!!!" Sasuke bersumpah ini adalah hari tersialnya selain ketika pertama kali Sakura tinggal di rumahnya waktu itu.

Mengendara ke rumah Sakura dengan pakaiannya yang basah karena muntahan Sakura adalah pilihan yang buruk. Selain itu dia sudah tidak tahan dengan baunya. Sasuke harus mandi! Makanya sekarang mobil itu berada di basement apartemen Sasuke.

Begitu ia lirik wajah Sakura di kursi penumpang, gadis itu sedang tertidur pulas. Ingin rasanya menyumpahi tapi buang-buang energi saja. Mengapa dia tak tidur saja daritadi? Mengapa harus muntah dulu?

Didn't Expect! IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang