Chapter VII: Dara Kirana 2

11 0 0
                                    

Sekolah nampak hening karena siswa-siswi tengah mengerjakan Ujian Akhir dengan serius di dalam kelas masing masing. Beberapa dari mereka tampak mengeluarkan secarik kertas andalan mereka (baca: contekan) dan ada pula yang sedang menuliskan jawaban mereka untuk diberikan kepada teman satu kelas mereka. Mereka bekerja sama dengan baik dalam hal ini.

Kring....

Bel pulang berbunyi.

"YES, IT'S OVER, BABY!" teriak Aksa. Entah ia menyoraki ujian yang telah berakhir atau ada sesuatu yang lain, kedendaman hatinya mungkin. Namun Dara tidak peduli. Ia melenggang pergi meninggalkan kelas.

Hari terakhir Ujian Akhir memanglah yang paling melegakan. Ditambah, ada acara Pensi yang segera dimulai untuk merayakan akhir dari perjuangan mereka. Dara dan Lia menuju ke lapangan untuk menyaksikan acara Pensi yang megah itu. Sementara Mala dan Reza? Anggota OSIS sedang sibuk menyiapkan acara.

"Ra, ke sana dulu, yuk," ucap Lia menggandeng lengan Dara. Mereka menuju stand bazar baju kaos gitu. Mereka melihat-lihat.

Dari kejauhan Dara menyadari Aksa sedang menuju satu ruangan. Pasti ruangan khusus para pengisi acara untuk melakukan persiapan.

Aksa tergabung di anggota salah satu band di kota mereka, The Massive, sejak SMP. Aksa memiliki suara yang merdu.

Aksa keluar bersama dengan kawan-kawan sebandnya. Saat melewati lorong di mana Dara sedang melihat-lihat di stand bazar tiba-tiba, "Lima tahun gua sama lu anjir. LIMA TAHUN!" ucap salah satu anggota band itu, diiringi tawa kawannya yang lain, bermaksud menyindir. Dara hanya menghela nafas. Ia tidak habis pikir bagaimana teman-teman Aksa tahu begitu cepat tentang keputusan hubungan mereka.

Aksa dan teman sebandnya naik ke atas panggung. Dara sudah wanti-wanti atas apa yang akan diucapkan oleh Aksa sebagai vokalis.

"Ya, halo semuanya. Kenalkan, gue Aksa, vokalis kalian. Dan ini..." ucap Aksa memperkenalkan anggota bandnya satu persatu. "Hari ini kami mau bawain lagu yang pas banget sama suasana hari yang lagi lumayan mendung ini. Apalagi ditambah, ya..., ada persoalan yang lagi gue hadapin," ucapnya. "Cewek gue lagi-lagi dicolong sama orang. Ya doain aja semoga cewek gue cepet sadar dan balik lagi ke gue, anyway..."

Beberapa orang menengok ke arah Dara. Satu sekolah tahu siapa Aksa. Dan siapapun yang mengenal Aksa, pasti mengetahui bahwa kekasihnya hanyalah satu yaitu Dara.

Dara mencoba bersikap jutek. Ia kuat. Atau setidaknya itulah yang Dara coba lakukan.

Band mulai memainkan satu lagu ballad. Suara merdu Aksa yang diiringi dengan alunan musik merdu para anggota band menambah adem suasana hari ini. Beberapa penonton mulai ikut menyanyi lagu yang sedang populer itu.

Semua orang sedang menikmati indah suasana seperti ini. Semua orang kecuali Dar...

"Hei, kenapa masih di sini?" ucap Mala berlari dari arah belakang. "Di depan aja kali. Lagi rame tuh,"

Tidak ada jawaban. Lia memelototi Mala. Mala pasti sedang sibuk tadi sehingga tidak mendengar apa yang dikatakan Aksa di atas panggung. Mala yang bingung mulai pergi menjauh. Kenapa sih?

"Ra. Lo mau pulang aja gak? Atau mau main gitu di rumah gue?" ucap Lia.

"Gue mau ke kantin aja dulu. Yuk," ucap Dara. Lia dengan segera mengangguk dan menggandeng lengan Dara. Mereka segera pergi ke kantin.

Di kantin yang tadinya mereka fikir akan menemukan ketenangan malah sebaliknya. Sedang ada perkelahian antara dua orang cowok yang tidak begitu jelas mereka kenal. Mungkin kakak kelas.

Dara memutar bola matanya. Ia pasti suntuk sekali hari ini. "Gue pulang aja deh, A".

***

Dara melempar tubuhnya ke kasur. Ia sangat lelah hari ini. Pertama, ujian seni budaya yang pengawasnya Pak Agus, super galak. Kedua, kejadian memalukan saat pensi. Ketiga...

"Dara," ucap mamanya mengetuk pintu kamar Dara. "Ada teman kamu tuh di depan".

Dara yang sedang malas melakukan apapun berdiri terpaksa. Membuka pintu. Siapa coba?

"Hai, Raaaa," ucap seseorang yang langsung memeluk Dara. "Apa kabar?"

"Eh Atma? Aulia?" ucap Dara. Lelahnya hilang seketika. Dara mempersilahkan mereka masuk.

"Hai Atma. Hai Aulia," ucap mama Dara. "Tumben nih mampir".

"Iya tante. Kita habis ujian tante," ucap Aulia. "Maaf ya baru sempet ke sini, tan".

"Oh gitu. Dulu waktu masih satu sekolah bareng kalian sering main ke sini," ucapnya. "Yaudah Dara, ajak temannya masuk".

"Yuk. Mau di kamarku aja gak?"

Mereka berdua mengangguk.

***

NIRWANA MUDA AIKAWhere stories live. Discover now