D13Y || Part 10

22 1 0
                                    

"Oh iya, Lia, tadi di kantin ada yang titip salam," ucap Sandra memberitahu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh iya, Lia, tadi di kantin ada yang titip salam," ucap Sandra memberitahu.

"Hah? Siapa?" tanya Adelia penasaran.

"Gak tau, dia pakai masker. Jadi, kami gak lihat betul," jawab Sandra.

"Faraz, Sandra, Lia, kalian beneran gak tau di mana Oca?" tanya Adelio dengan tatapan seriusnya.

"Iya, Lio. Maaf, kami gak tau," jawab Sandra yang memang udah tak ada lagi perasaan pada Adelio.

Kini Sandra dan Adelia serempak tak ingin memberitahukan dimana keberadaan Oca karena permintaan Oca sendiri.

***

Beberapa tahun kemudian, Adelio baru saja seminggu yang lalu berhasil meraih gelar sarjananya. Dia pun telah diresmikan menjadi pimpinan baru di perusahaan sang Ayah.

"Pak, apa saya harus mencari sekretaris yang baru? Karena, sekretaris yang lama mengundurkan diri untuk mengurus anaknya yang sakit di kampung," ucap Tristan selaku asisten dari Adelio.

"Iya, carikan sekretaris yang baru," titah Adelio.

"Baik, Pak," balas Tristan segera keluar ruangan menuju ke ruang HRD.

Bukan hanya dengan Adelio saja, kini Adelia tumbuh menjadi gadis bergelar S.Psi sarjana S1 Psikologi.

Dia pun kini bekerja di rumah sakit milik Ray teman dari sang Ayah, di sana juga ada Vania yang berhasil memetik gelar S1 Keperawatan.

Sebenarnya sangat malas Adelia bekerja di rumah sakit itu, karena pimpinan rumah sakitnya adalah Ashraf, sosok laki-laki dingin yang selalu membuatnya kesal.

"Selamat pagi, Psikolog cantik," sapa Vania.

"Pagi, Perawat yang tak kalah cantik," balas Adelia sibuk menuliskan sesuatu pada buku tebal di hadapannya.

"Sibuk banget sih," ucap Vania.

"Biasa, nanti ada pasien. Lo ngapain di sini?" tanya Adelia.

"Gak ada sih, sebelum kerja, gue mampir di ruangan psikolog dulu, hehehe," balas Vania.

Kemudian, Vania segera pamit undur diri untuk kembali bekerja. Namun, di depan ruangan Adelia dia bertemu dengan Ashraf.

"Pagi, Dokter," sapa Vania segera berlari pergi karena dia sendiri takut jika berhadapan dengan Ashraf.

Tanpa membalas sapaan dari Vania, Ashraf hanya mengangguk dan berlalu masuk ke dalam ruangan Adelia. Ashraf duduk di hadapan Adelia yang masih asik membaca buku tebalnya.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Adelia yang memang udah tau itu adalah Ashraf.

"Tidak," jawab Ashraf.

"Ngapain sih ke sini?"

"Ngecek aja, lo bener kerja atau cuma main-main di rumah sakit ini," balas Ashraf membuat Adelia merotasikan bola matanya malas.

Destiny 13 Years [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang