D13Y || Part 21

8 0 0
                                    

"Om, Tante, kalau gitu Ashraf mau langsung pamit aja," ucap Ashraf berpamitan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Om, Tante, kalau gitu Ashraf mau langsung pamit aja," ucap Ashraf berpamitan.

"Ashraf, tunggu!" Adelia berjalan mendekat pada Ashraf.

"Kenapa, Delia?" tanya Ashraf.

"Masih kangen tuh, udah lo nginap aja," sambar Adelio seketika membuat Adelia mendelik.

"Udah-udah, selesaikan aja urusan anak muda. Ayah dan Bunda mau istirahat," ucap Ayah Arsen mengajak istrinya menuju ke kamar.

"Kalian selesaikan deh kangen-kangenannya, gue mau mandi trus tidur. Kalau pulang, hati-hati di jalan, Bro. Kalau gak pulang ketok aja pintu kamar gue," kata Adelio sembari menepuk pundak Ashraf.

"Iya, udah sana istirahat lo!" seru Ashraf.

Adelio melangkah pergi meninggalkan ruang tamu. Ashraf menarik lengan Adelia untuk duduk di sampingnya.

"Kenapa, hm?" tanya Ashraf.

"Emm ... besok aku gak ke rumah sakit ya," jawab Adelia memberitahu.

"Kenapa? Kamu izin lagi?" balas Ashraf bertanya.

"Bukan, aku besok harus ke rumah pasien aku di jalan cendrawasih. Gapapa 'kan?" ucap Adelia.

"Pasiennya cowok atau cewek?"

"Cewek kok, dia depresi gitu," jawab Adelia.

"Yaudah, gapapa. Tapi, kamu hati-hati. Maaf aku gak bisa antar kamu, karena bener-bener ada yang harus aku urus," balas Ashraf.

"Gapapa kok, aku bisa ke sana sendiri."

"Besok kamu ditemani Vania aja, setidaknya ada yang menjaga kamu," ucap Ashraf.

"Gimana dengan kerjaannya di rumah sakit?"

"Udah, biar aku yang mengizinkan ke kepala perawat. Yang penting, kamu baik-baik aja," jawab Ashraf tersenyum.

"Yaudah kalau gitu, kamu pulang gih, ntar kemaleman!" seru Adelia.

"Gak jadi nginep di sini aja? 'Kan kamu masih kangen sama aku," ledek Ashraf.

"Diem deh, gak usah ikutan si Lio," balas Adelia.

Kemudian Adelia mengantar Ashraf sampai depan rumah. Ternyata di teras, Rafa dan Vania masih asik ngobrol.
"Betah banget ngobrolnya. Udah ada tanda-tanda belum nih?" tanya Adelia.

"Tanda apa?" tanya Rafa.

"Tanda jadianlah," jawab Adelia membuat Vania mencurutkan bibirnya.

"Proses dulu, ntar kalau jadian dikabari. Dan, dokter Ashraf yang traktir," celetuk Vania membuat Adelia mendelik.

"Heh, situ yang jadian kok calon suami aku yang traktir," gerutu Adelia.

"Calon suami, ya, Sayang?" bisik Ashraf membuat Adelia merinding.

Adelia bergegas mendorong Ashraf hingga sampai di dekat mobil.

"Udah deh, udah ... kamu pulang aja!" seru Adelia.

"Yaudah, calon suami pulang dulu, ya. Kamu jangan begadang, Delia," pesan Ashraf sambil tersenyum.

"MasyaaAllah senyumnya, calon suami siapa ini," geram Adelia mencubit pangkal hidung Ashraf.

"Calon suami kamu. Aku pulang, ya. Assalamu'alaikum," ucap Ashraf diangguki oleh Adelia.

Ashraf melajukan mobilnya hingga keluar dari gerbang rumah Ayah Arsen. Melihat mobil Ashraf yang menghilang dari pandangannya, Adelia pun segera masuk kembali ke dalam rumah.

"Lia, gue pamit, ya. Titip Kayla dan Vania di sini," ucap Rafa berpamitan.

"Lah, emang Vania anak kecil juga?" tanya Adelia bercanda.

"Hahaha ... udah-udah, bercanda doang gue. Tenang aja, gue akan jaga mereka di rumah ini," lanjut Adelia.

"Oke, makasih, ya. Kalau gitu gue pamit pulang," ucap Rafa diangguki oleh Adelia.

Kemudian, Vania mengantarkan Rafa hingga masuk ke dalam mobil kemudian Vania kembali mendekat pada Adelia.

"Udah sejauh itu hubungannya nih? Jadi, gak musuhan lagi dong, ya?" ledek Adelia.

"Dia ... dia tadi menyatakan cinta ke gue, Lia. Akhirnya gue sold out juga," balas Vania berhambur memeluk Adelia.

"Sold out kata lo? Baru nyatakan cinta, belum nikah kali," celetuk Adelia.

Adelia pun merangkul Vania masuk ke dalam rumah. Adelia memastikan pintu dan jendela udah terkunci semua kemudian dia hendak masuk ke dalam kamar.

"Van, lo tidur di sini? Atau di kamar sebelah?" tanya Adelia.

"Di kamar sebelah aja deh, di sini udah ada Kayla," jawab Vania segera masuk ke kamar tamu tepat di sebelah kamar Adelia.

Adelia masuk ke dalam kamar dan mendapati Kayla yang udah tertidur dengan bantal diatas perutnya. Adelia membersihkan badan terlebih dahulu, kemudian dia tidur.


***


Dua hari kemudian, Ashraf dan kedua orang tuanya tampak turun dari mobil. Kemudian memencet bel rumah Ayah Arsen.

Tak lama, pintu terbuka menampilkan sosok Adelard dengan wajah yang baru bangun tidur. Kebetulan ini hari sabtu, jadi dia tidak sekolah karena memang hari efektif belajar sekolah hari senin sampai jum'at saja.

"Assalamu'alaikum, Ayah dan Bunda ada, Nak?" tanya Dad Ray pada Adelard.

"Ada kok, Om. Masuk aja dulu, Om," jawab Adelard mempersilakan masuk.

"Om dan Tante di sini dulu aja, Oh iya, Bang Ashraf, Kak Adelia lagi jadi singa tuh. Hati-hati, ya!" seru Adelard.

"Kenapa?" tanya Ashraf.

"Nanti deh, Bang, lihat sendiri aja. Sebentar Ade panggil Ayah dan Bunda dulu," ucap Adelard berlalu pergi.

Tak lama, Ayah dan Bunda menuju ke ruang tamu dan melihat adanya Ashraf dan kedua orang tuanya.

"Huh, gimana? Lancar 'kan perjalanan ke sini?" tanya Arsen.

"Lancar kok. Oh iya, tadi kata si bungsu, Kakaknya lagi jadi singa. Kenapa?" jawab Ray sembari bertanya.

"Biasalah, drama di hari sabtu, ada aja ulah si bungsu itu," balas Arsen sambil tertawa kecil.

"Bund, ayo tolong panggilkan anak-anak," pinta Arsen.

Yura segera bergegas ke kamar Adelia kemudian ke kamar Adelio. Tak lama, Bunda pun kembali dengan Adelio dan Adelia.

"Yah, nih udah Bunda bawa," ucap Yura kembali duduk di samping suaminya.

Adelio duduk di samping Ayah Arsen, sementara Adelia yang masih kesal dengan Adelard memutuskan ke dapur untuk membuatkan minuman sekaligus untuk menetralkan perasaan kesalnya.

"Kenapa Lia, Bund?" tanya Adelio heran menatap raut wajah kesal Adelia.

"Kakak tuh lagi jadi singa, Bang," sambar Adelard yang ikut nimbrung ke ruang tamu dan langsung duduk di samping Bunda Yura.

Setelah Adelia membuatkan minuman, Adelia kembali ke ruang tamu membawa nampan berisi enam gelas teh. Adelia meletakkan gelas berisi teh tepat di hadapan Om Ray, Tante Aurel, Ashraf, Adelio, dan kedua orang tuanya.

"Kok ke sini sih, Ade?" tanya Adelia sembari mengernyit.

"Kak, capek tau," jawab Adelard kembali membuat Adelia kesal.

"Bund, tolong nih, Bund," lirih Adelia.

"Ade, kamu disuruh apa sama Kakak?"
"Disuruh ngerjain tugas, Bund. Tapi, Ade capek," jawab Adelard.

"Kayla aja masih belajar tuh, kamu kebiasaan sih main mulu. Makannya, kalau ada tugas tuh langsung dikerjakan biar gak numpuk. Kakak gak mau ya kamu nanti nyontek ke Kayla," gerutu Adelia.

"Kak, kali ini aja. Ade mau ikutan dalam pembicaraan pernikahan kakak loh, masa kakak gak mau aku ikut serta membantu, Kak," balas Adelard.

Awas aja kamu, Ade. Andai gak ada keluarga calon suami aku, pasti kamu udah aku amuk, batin Adelia menatap pada adiknya itu.

"Kak, duduk," pinta Ayah diangguki oleh Adelia.

______________________________

Spoiler part selanjutnya :

***berikan dulu vote dan komentar dong!

🥰❤


Destiny 13 Years [On Going]Where stories live. Discover now