Bab 24

551 90 7
                                    


"Ya, Yang Mulia. Pembatalan pesanan dan pengembalian dana telah selesai."

"Apa?"

Eleon ragu apakah dia mendengar dengan benar.

Emily keluar dengan sebuah kotak kayu besar yang tampak berat.

"Karena kamu membayar tunai, kami menyiapkan pengembalian uang dalam koin emas."

"Tunggu. Apa artinya ini?"

"Ya?"

"Pengembalian dana? Apa yang kamu maksud dengan pengembalian uang?"

Emily tampak bingung dengan reaksi Eleon.

"Nona Rona datang dan membatalkan pesanan, dan menyuruhku menyerahkan pengembalian uang ketika seseorang datang dari kediaman Grand Duke."

"... ... Apakah Rona datang ke sini sendiri?"

"Ya."

"Kapan? Kapan dia datang?"

"Itu ... sekitar sepuluh hari yang lalu."

"Sepuluh hari yang lalu?"

Saat itu, Rona masih tinggal di manor.

Apakah dia mampir ketika dia keluar?

Itu adalah pakaian yang dipilih Eleon.

Dia kesal karena Rona telah membatalkan pesanan.

Rasanya seolah-olah hatinya telah ditolak karena kebaikannya menjadi beban.

Siapa yang memintamu untuk menerima hatiku?

Itu bahkan bukan pengakuan yang pantas.

Dia mendapat pengembalian uang tanpa sepengetahuannya.

Beberapa hari terakhir ini, Eleon penuh dengan kesedihan.

Tampaknya semuanya akan sempurna jika dia mendapatkan kembali penglihatannya. Dia pikir dia akan bisa menjual jiwanya kepada iblis jika dia bisa kembali ke masa ketika matanya baik-baik saja.

Awalnya, itu adalah kehidupan di mana Eleon tidak tahu apa yang hilang.

Dia merasa sangat kosong ketika matanya sembuh. Dan alasannya adalah Rona membatalkan pesanan.

Segala sesuatu di dunia harus memiliki pertukaran yang setara.

Jika tidak ada ruginya, juga tidak ada untungnya.

"Kamu mendapatkan kembali penglihatanmu dan kehilangan dia?"

Itu tidak masuk akal.

Tidak ada yang pernah memberi tahu Eleon tentang prasyarat seperti itu.

Dia tidak bisa menerima ketidakadilan seperti itu.

Tempat di mana Rona seharusnya berada adalah di sisinya.

Kemudian Eleon meninggalkan toko pakaian seolah tidak ada lagi yang bisa dilihat.

Emily meletakkan tangannya di dadanya yang berdebar.

"Guru, apakah kamu baik-baik saja?"

Penjahit magang mendekati Emily dengan cemas.

Emily mengangguk.

"Ambilkan aku air."

Emily pergi ke ruang jahit dan terhuyung-huyung ke kursinya.

"Ya ampun."

Dia sangat puas dengan kesuksesan dan kekayaannya. Dia juga memiliki banyak kebanggaan dalam pekerjaannya.

Namun, setiap hari adalah pola yang berulang tanpa pasang surut yang besar.

Aku Meraih Tali Binatang Buas ButaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang