04.November yang berjalan

12 14 1
                                    

SEBELUM LANJUT BACA
VOTE DULU KUYY!!

ෆ⁠╹⁠ ⁠.̮⁠ ⁠╹⁠ෆ

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Hari - hari terlewati, minggu-minggu berlalu hingga bulan berganti,tak ada perubahan sama sekali.Sesi genap semakin menjadi-jadi, sekarang tidak hanya kata sindiran yang terlontar tapi coretan tak pantas dicorengkan di papan kelas.Tak sampai disana,kadang mereka membubuhkan kalimat hinaan itu di meja Vera dan anak yang lain.

Sejauh ini kita masih tetap diam dan mencoba untuk tidak peduli,walau setiap harinya harus menahan hasrat untuk tidak memukuli mereka satu persatu.Suatu hari kami pernah mencoba menjawabnya,tapi ada daya.Bukannya sadar dengan teguran kami,mereka malah memanipulatif dan memutarbalikkan fakta.Hingga di hadapan semuanya,mereka semua benar dan kami salah.Alhasil kita hanya diam dan terus berusaha tidak peduli.

Di bulan November ini,kita berjanji untuk membiarkan mereka semaunya.Begitupun kita,kita juga harus bertindak selayaknya kehidupan seperti biasa tanpa adanya masalah di hari-harinya.Tanpa sadar,kelas ini memiliki sebuah sekat yang amat lebar bagi penghuninya.Biarkan seperti itu,jika itu memang lebih baik daripada memecahnya.

Sedari tadi,Inda hanya diam mengahadap mading kecil di belakang kelas.Ia nampak berfikir,tapi hanya diam tak kunjung bicara.Karena merasa aneh,Tania menghampirinya.Ia menepuk pelan bahu Inda,

"Nda,kenapa?"

"Hm,menurut lo ini hampa banget nggak sih kalau nggak diisi?"tanyanya balik.

"Mau coba ngisi dengan quotes harian?"

"Boleh juga.Kebetulan gua tadi bawa kertasnya,mau buat sekarang?"

"Boleh,ayok aja"jawab Tania lalu mengikuti Inda ke mejanya.

"Kalian mau buat apa?"tanya Vera bingung.

"Mau hias mading,lumayan kan diisi quotes harian daripada dibiarin kayak gitu"jawab Tania menjelaskan.

"Kalau gitu,boleh gua ikut buat.Gua ada kata-kata nih"

"Boleh aja"

Vera segera duduk di samping Inda lalu menggunting sebagian kertas dan langsung membubuhkan tulisan sesuai dengan quotesnya.

Begitu juga Tania yang langsung fokus pada kerjaannya.Hingga Flora yang tadinya bermain hp jadi menghampiri mereka bertiga,

"Wih,ikut dong!"celetuknya lalu duduk disamping Tania.

"Langsung buat aja flor,kertasnya masih banyak.Kalau bisa nggak cuma kita berempat aja yang buat,tapi yang lain juga.Biar mereka bisa mencurahkan isi hatinya lewat secuil kertas ini,sekalian buat peninggalan saat kita udah lulus nanti"terang Tania.

"Ta,jangan bahas tentang kelulusan deh.Gua itu masih mau sama-sama bareng kalian,bercanda bareng,ketawa bareng,bolos bareng,kemana-mana selalu bareng.Tapi setelah lulus,pasti keadaannya jauh banget.Ya, mungkin bagi kalian masih mudah buat flasback soalnya masih satu daerah.Lah gua?udah beda kota,jauh pula.Jadi,kemungkinan kecil kalau gua sering kesini lagi"keluh Flora panjang lebar.

Tania menghela nafasnya pelan,memang sungguh berat dirasa jika harus berpisah setelah sekian banyaknya kenangan yang tercipta bersama.Hatinya juga sedikit tersentil,jika mengingat kelulusan didepan mata.Berbahagia sudah menuntaskan pendidikan biru putih dan sulitnya menghadapi perpisahan yang bergandengan dengan kenangan yang telah terangkai terpaksa harus memudar perlahan dan terhenti bersama dengan masanya.

"Dahlah,ngapa jadi sad begini deh.Nggak enak tau"komentar Vera tak nyaman dengan bayangan perpisahan.

"Alah,alay.Alay alay"celetuk Yunif dari belakang.

Stay with me?Where stories live. Discover now