12.Januari yang terlahir kembali

11 13 0
                                    

SEBELUM LANJUT BACA
VOTE DULU KUYY!!

ෆ⁠╹⁠ ⁠.̮⁠ ⁠╹⁠ෆ

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°


Hari ini hari senin,dimana hari paling menjengkelkan tiba.Tania menarik nafas kuat kuat lalu menghembuskannya.Untuk hari ini Tania harus menyiapkan mentalnya untuk melewatinya.Katakanlah ia lebay,tapi kenyataannya hari senin itu sepertinya hari paling berat untuk ditanggung perjalanannya.

Karena hari ini sesinya mendapat giliran masuk pagi,maka jam setengah 7 pas pagi ia langsung berangkat ke sekolah dengan vario hitamnya.Tak butuh waktu lama kira kira hanya 15 menit saja,ia sudah sampai sekolah.Sampai parkiran ia sedikit kaget,karena parkirannya hampir penuh kehabisan tempat.Maka dengan segera ia langsung memasukkan sepedanya dan membayar uang parkirnya.

Tania langsung melangkah sendiri ke kelas.Jika kalian bertanya dimana Vera dan Inda,maka jawabannya Vera mungkin sudah di kelas dan Inda masih diperjalanan karena katanya ia berangkat dari rumahnya yang berada jauh dari daerah sini.Maka dari itu semuanya berangkat sendiri,tapi nanti pulangnya juga barengan kok.Hari ini setelah pulang sekolah mereka ada agenda untuk mendaftarkan diri bimbingan belajar kelas 9 untuk mengahadapi ujian belum depan.

Tanpa Tania sadari didepannya terdapat seseorang dengan punggung tegap,perawakan tinggi dan wajah datarnya.Siapa lagi kalau bukan,Afzal.

Afzal yang menyadari langkah kecil di belakangnya langsung menoleh pelan dan menemukan Tania dengan wajah yang agak terkejut melihatnya.

"Eh,Afzal.Aku kira siapa,ternyata kamu"ucap Tania dengan nada riang seperti biasa.

"Hm"

Setelahnya Afzal langsung menghadap ke depan dan melebarkan langkahnya.

Tania menghela nafas pelan,ia menyadari jika langkah Afzal semakin lebar.Namun ia tak bisa berbuat apa apa,biarlah seperti itu.Dengan langkah gontai ia juga mempercepat langkahnya supaya cepat sampai kelasnya.

Sampai kelasnya ia disuguhi pemandangan seperti biasa,semuanya menghadap buku dengan pulpen di tangannya masing masing.Bukan rajin melainkan mengerjakan pr dadakan.

"Ta, prmu udah apa belum?join dong"tanya Vera.

"Udah,nih salin aja"jawab Tania sambil menyerahkan bukunya.

"Makasih Tania"

"Sama-sama"

"Btw, Inda belum datang?"

"Ya belum lah,kan perjalanannya jauh.Liat aja pasti telat tuh anak"

"Apalagi ini pelajarannya pak Riwan,nggak ngikut ngikut aku"

"Halah, pak Riwan aja nggak usah didengerin"

"Berdosa kau Flor"

Flora hanya menggidikkan bahunya tak acuh lalu lanjut menyalin tugasnya.Begitu juga Vera yang sedari tadi fokus pada bukunya.Tak lama kemudian,Inda datang dengan tergesa gesa.

"Weh,balik ke bangkunya sekarang,Pak Riwan datang!"ucapnya lalu pergi duduk kebangkunya sendiri.

Semua murid pun yang tadinya berkumpul langsung pergi ke bangkunya sendiri karena malas mendengar ceramahan pak Riwan jika tidak tertib seperti itu.

Kedatangan Pak Riwan disambut dengan keheningan,langsung saja beliau mengajar matematika dengan caranya yang tidak bisa dicerna.Ia memang menerangkan cara caranya untuk menjawab tapi tetap saja tidak bisa dipahami.Guru seperti ini biasanya nanti akan marah marah kalau muridnya tidak bisa padahal muridnya itu belum paham dengan apa yang dibicarakan.













Stay with me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang