My Home

187 24 23
                                    

Cieee jomblo malming gk kemana-mana, lebih baik baca Wattpad aku😙😙😙



















Mau kasih tahu kalo part ini terpanjang, jangan bosen yaw.

Sebelum baca yuk boleh di-klik ⭐️ sebagai rasa apresiasi ke aku selaku penulis, terima kasih😆











Echa memutuskan untuk pulang dengan taksi. Kebetulan ada taksi yang lewat.

Diperjalanan dia hanya diam, pikiran dan hatinya sama-sama kacau.

Sampai supir taksi tersebut memecahkan keheningan. "Maaf, Mba. Tadi saya tanya, Mba mau ke mana?"

Echa baru tersadar ia sedari tadi melamun, "ke..." wanita itu tampak berpikir agak lama.

"...bandara. Iya, ke bandara, Pak!" Tegas Echa.

Awalnya ia memutuskan untuk pulang ke apartment, namun entah kenapa dirinya malah mengatakan ke bandara.

Ia lekas mengambil ponselnya dalam tas, lalu dengan cepat mencari nomor telepon seseorang.

"Halo?"

"Giselle! Ini Echa gue dapet nomor lo dari Lia." Ucap Echa sedikit excited, sembari air matanya terus keluar.

"Cha? Lo nangis?"

Memang sangat jelas Echa menangis karena suaranya. Tetapi ia tidak gubris. "Lo mau ke bandara kan?"

"I-iya? Lo tau? Ini lagi di jalan sama Mas Janu."

"Hiks... gue... gue menyesal, Sel. Gue... gak bisa lepasin Haidar. Gue..."

"Cha. Lo tenang okey? Ngomong pelan-pelan."

"Gue... belum bisa kehilangan dia. Gue mau ke bandara. Mau jujur sama perasaan gue sendiri. Gue masih sayang banget ke dia, Sel. Hiks... gue harus apa?"

"Cepet lo ke bandara!! Masih keburu, Cha!"

Wanita itu mengangguk mantap walaupun ia tahu Giselle tidak akan melihatnya. Ia memutuskan untuk ke bandara, menemui Haidar.

🍩🍩🍩

Haidar menatap Giselle dan Mas Janu bergantian, ia menghela nafas. Rasanya sangat berat ia memutuskan untuk tidak akan ke Indonesia lagi. Namun, ia harus yakin.

"Gue, pergi dulu ya, Mas." Ucap Haidar lesu sembari menatap Mas Janu.

Sedangkan, pria itu menatap ke sebelah, ke arah Giselle. Ia mengetahui jika Echa sedang diperjalanan ke bandara.

"Lo langsung pergi aja? Kan take off-nya masih 20 menit. Nanti aja pas 10 menit lo masuknya, Dar." Mas Janu mencoba untuk membujuk Haidar agar lebih lama lagi.

"Gapapa, gue mau nunggu aja di dalam, Mas." Haidar ingin buru-buru pergi dari sana.

"Yaudah. Kalian take care, ya."

"Iya. Makasih ya Mas dan Kak Giselle udah mau anterin kita ke bandara." Ucap Wony yang sedari tadi menyimak.

"Kabarin ya kalian kalo udah sampe Jepang," ucap Giselle.

Lalu Haidar dan Wony mulai siap-siap akan masuk ke waiting room take off pesawat yang mereka tumpangi.

Namun, langkah mereka terhenti ketika mendengar suara teriakan seseorang.


















Bocil || Watanabe Haruto (Treasure)Where stories live. Discover now